BIkin Geram Menkominfo di Mata Najwa, Ini Profil Direktur YLBHI yang Lantang Suarakan Hak-hak Buruh

15 Oktober 2020, 14:00 WIB
Menkominfo Johnny G Plate (kanan) dan Direktur YLBHI Asfinawati (kiri) dalam acara Mata Najwa. /Tangkapan Layar YouTube.com/Mata Najwa

SEPUTAR LAMPUNG - Sosok Asfinawati yang hadir sebagai salah satu bintang tamu dalam acara Mata Najwa pada Rabu malam, 14 Oktober 2020, menarik perhatian banyak pemirsa.

Asfinawati sebenarnya bukan sosok baru. Kiprahnya sebagai Ketua YLBHI telah berjalan hampir 3 tahun. Tepatnya sejak 10 Januari 2017.

Dengan kapasitasnya ini, ia mampu berbicara dengan lugas di Mata Najwa yang dipandu Najwa Shihab saat berhadapan dengan Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Johnny Gerard Plate.

Perdebatan sengit di antara keduanya terjadi terutama saat menyoroti kasus ditangkapnya beberapa aktivis karena dinilai menyebarkan hoaks undang-undang Cipta Kerja. Beberapa poin yang diungkap Asfinawati sempat membuat Menkominfo terpantik emosi.

Baca Juga: Debat Sengit dengan Ketua YLBHI di Mata Najwa, Menkominfo Emosi Saat Disinggung Masalah Disinformasi

Di dalam negeri, nama Asfinawati ibarat macan betina yang bertaring tajam lantaran keberaniannya bersuara, termasuk menyikapi Omnibus Law UU Cipta Kerja.

 

Asfinawati atau akrab disapa Asfin ini juga lantang menyebut pemerintah menuduh orang melakukan hoaks tapi tak megang naskahnya. "Itu hoaks besar. Akan terbongkar kalau negara melakukan hoaks," ujar Asfina di Mata Najwa, Rabuu 14 Oktober 2020 sebagaimana diberitakan oleh Jurnalgaya.com dalam artikel "Profil Asfinawati, Direktur YLBHI yang Bikin Menkominfo Geram dan Bergaya Otoriter".

Siapakah Asfinawati? Apa yang membuatnya menjadi perempuan berani dan membuatnya concern memperjuangkan memperjuangkan hak-hak kaum minoritas dan keadilan.

Asfinawati kini memang dikenal sebagai Ketua YLBHI, sejak 10 Januari 2017, dan perempuan ini dipercaya mengawal YLBHI hingga tahun 2021.

Asfin merupakan lulusan hukum di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FH UI), lalu merintis karier hukumnya sebagai pengacara publik di LBH Jakarta sejak tahun 2000. Sejak saat itu pula, Asfin tak henti memperjuangkan kelompok minoritas di tanah air.

Baca Juga: Bantu Dunia Akhiri Wabah Covid-19, Bank Dunia Gelontorkan Rp 176,4 Triliun untuk Obat dan Vaksin

Hobi main piano, Ketua YLBHI ini punya komitmen memperbaiki iklim demokrasi Indonesia yang faktanya berada dalam kondisi kritis. Era peralihan demokrasi yang dimulai sejak 1998 belum selesai, Afin berpendapat saat ini justru mundur kembali ke masa orba.

Asfinawati merupakan aktivi yang di lahir di Bitung, 26 November 1976. Dulu, ia dibesarkan di tiga kota antara lain Denpasar, Langsa, Aceh Timur, dan Jakarta. Menjadi ahli hukum, dulu Asfin mengaku tak suka belajar. Namun untuk urusan berjuang, ia sejak kecil memang dididik sebagai pribadi yang pantang menyerah.

Dikenal sebagai pejuang minoritas, tak banyak orang tahu bahwa Asfin jago main piano. Bahkan ia sempat menjadi guru les piano sebelum akhirnya ia sibuk dengan kiprahnya sebagai pengacara publik.

Sepak terjang Asfin sebagai pembela kaum minoritas, sudah dimulai sejak 1999, tepatnya saat masih menjadi mahasiswa FH UI. Bahkan ia dipercaya sebagai pengurus LBH Jakarta pada 2001.

Menjadi pengacara publik, Asfinawati dan keempat saudaranya juga gemar membaca buku-buku kisah perjuangan para pembela keadilan. Tak heran ia memilih kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, setelah tamat dari SMA Negeri 6 Jakarta Selatan.

Baca Juga: Hari Ini Naik Tipis, Update Harga Emas MiniGold Kamis 15 Oktober 2020

Menduduki jabatan tertinggi di YLBHI, Asfin mengemban banyak tugas besar, diantaranya memperjuangkan hak-hak kaum marjinal di Indonesia. Satu hal yang menjadi pedomannya, Indonesia harus bisa kelar dari cara berpikir yang dangkal dan kedangkalan dan artifisial.

Biodata
Nama : Asfinawati, S.H.
Tempat/Tangal Lahir : Bitung, 26 Nopember 1976
Email : tawafin@yahoo.com
Aktivitas : Advokat / Dosen
Jabatan : Ketua Yayasan Lembaga Bnatuan Hukum Indonesia 2017-2021.

Pendidikan
SD Yasporbi, Jakarta
SD Saraswati, Denpasar-Bali
SDN 01 Langsa-Aceh Timur 1983 – 1989
SMPN 68 Jakarta Selatan 1989 – 1992
SMUN 6 Jakarta Selatan 1992 – 1995
Strata 1 Fakultas Hukum Universitas Indonesia 1995 – 2002

Baca Juga: Gagal Ulang Sukses, Timnas U19 Indonesia Bermain Imbang Tanpa Gol Lawan Makedonia Utara

Kursus
Karya Latihan Bantuan Hukum – LBH Jakarta
Pelatihan Pendampingan Hukum berperspektif Gender – LBH APIK
Trial Advocacy Training – YLBHI, LDF
New Tactics on Human Rights – Forum Asia
Workshop Training Making Legal Service Provision an Effective Human Rights Strategy – Global Rights
Feminist Legal Theory and Practice – Asia Pacific for Law and Development (APWLD)

Pengalaman Kerja
2015 – sekarang : Dosen Jentera Law School
2009 – sekarang :Volunteer pada KASUM
2007 – 2009 : Koordinator Divisi Hukum KASUM (Coallition for Munir Case)
Agustus 2006 – 2009 : Direktur LBH Jakarta
Januari – Agustus 2006 : Koordinator Divisi Penanganan Kasus LBH Jakarta
2003 – 2005 : Koordinator Study and Research Division
2001 – 2003 : staff of Labour Division – LBH Jakarta
1999 – 2001 : volunteer at LBH Jakarta***(Dini Yustiani/Jurnal Gaya)

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Jurnal Gaya

Tags

Terkini

Terpopuler