BPOM Izinkan Penggunaan Paxlovid untuk Pasien Covid-19 dengan Gejala Berikut, Apa Efek Sampingnya?

18 Juli 2022, 11:20 WIB
Ilustrasi Paxlovid untuk pasien covid-19. /Tumisu/ pixabay

SEPUTARLAMPUNG.COM - Kemarin, Minggu, 17 Juli 2022 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) obat Paxlovid tablet salut selaput untuk pengobatan Covid-19.

Paxlovid ialah obat terapi antivirus inhibitor protease SARS-CoV-2 yang dikembangkan dan diproduksi oleh Pfizer.

 

Obat ini dapat digunakan untuk pasien Covid-19 dengan gejala dan berisiko tinggi yang tidak memerlukan oksigen.

​​​​​​"Paxlovid dalam bentuk kombipak yang terdiri atas Nirmatrelvir 150 mg dan Ritonavir 100 mg dengan indikasi untuk mengobati COVID-19 pada orang dewasa yang tidak memerlukan oksigen tambahan dan yang berisiko tinggi terjadi progresivitas menuju COVID-19 berat," kata Kepala BPOM Penny K Lukito sebagaimana dikutip dalam keterangan tertulis BPOM di Jakarta dikutip dari Antara.

Baca Juga: Cara Pasang Set Top Box atau STB pada TV Analog untuk Mendapatkan Siaran TV Digital dalam Kebijakan ASO

Bagaimana anjuran mengonsumsi Paxlovid untuk pasien Covid-19? Simak anjuran, efek samping, serta siapa saja yang diperbolehkan mengonsumsi Paxlovid.

Efek Samping Paxlovid

Berdasarkan kajian keamanan, Penny mengatakan, pemberian Paxlovid secara umum aman dan dapat ditoleransi.

Namun, Paxlovid memiliki beberapa efek sampng ringan hingga sedang, seperti dysgeusia atau gangguan indra perasa (5,6 persen), diare (3,1 persen), sakit kepala (1,4 persen), dan muntah (1,1 persen). 

Baca Juga: Bantuan PKH Tahap 3 dan BPNT Juli 2022 Cair Tanggal Berapa? Ini Jadwal Resmi Pencairan Bansos dari Kemensos

Anjuran dan Efektifitas Paxlovid untuk Pasien Covid-19

Berdasarkan hasil uji klinik fase 2 dan 3 menunjukkan bahwa Paxlovid dapat menurunkan risiko hospitalisasi atau kematian hingga 89 persen pada pasien Covid-19 dewasa dengan komorbid atau penyakit penyerta yang tidak dirawat di rumah sakit.

"Komorbid yang berkaitan dengan peningkatan risiko ini seperti lansia, obesitas, perokok aktif, riwayat penyakit jantung, diabetes, atau gangguan ginjal," katanya.

 

Sebelum diterbitkan izinnya, pada Maret lalu Associate Profesor dari Departemen Kimia di Universiti Putra Malaysia Bimo Ario Tejo mengatakan obat Paxlovid terbukti 90 persen efektif dalam mencegah rawat inap dan kematian pasien Covid-19 berisiko tinggi.

"Dalam uji klinis, Paxlovid 90 persen efektif mencegah rawat inap dan kematian pasien berisiko tinggi," kata Bimo Ario Tejo melalui siaran pers di Jakarta dikutip dari Antara pada Senin, 18 Juli 2022.

Baca Juga: Penyebaran Virus Covid-19 di Italia Terus Bertambah hingga Tembus 20 Juta Kasus Positif

Dia mengatakan Paxlovid juga mampu melawan VOC Sars Cov-2, termasuk Omicron.

Bahkan menurutnya, Paxlovid juga dapat menghambat virus corona lainnya seperti SARS dan MERS.

Siapa yang boleh mengonsumsi Paxlovid?

Paxlovid aman dikonsumsi oleh pasien COVID usia 12 tahun ke atas dan berat 40 kg atau lebih.

Namun, Bimo mengingatkan bahwa Paxlovid tidak efektif untuk pasien COVID-19 yang bergejala berat dan sudah dirawat di rumah sakit

Sebelumnya, BPOM telah mengeluarkan izin penggunaan darurat obat antivirus Favipiravir dan Remdesivir pada 2020, antibodi monoklonal Regdanvimab pada 2021, serta Molnupiravir pada 2022.

Baca Juga: Hati-Hati! Covid-19 Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di Indonesia, 5 Gejala Ini Perlu Diwaspadai

BPOM melakukan pengawasan dari hulu hingga hilir untuk mencegah peredaran obat secara ilegal.

Pengawasan dilakukan mulai dari pemasukan bahan baku obat, produksi obat, distribusi obat, hingga produk obat beredar di pasaran.

Masyarakat diimbau untuk selalu waspada sebelum membeli atau mengonsumsi produk obat.***

Editor: Desy Listhiana Anggraini

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler