…وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللَّـهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ ﴿٢١٦﴾
“Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu padahal itu baik untukmu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu ternyata itu tidak baik untukmu. Allah yang tahu, kamu tidak tahu.” (QS. Al-Baqarah[2]: 216)
Namun seringkali kita sok tahu Ya Akhal Islam a’azzakumullah wa iyyakum. Lalu kemudian menuduh Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak mau mengijabah doanya. Padahal Allah tahu bahwasannya kalau diijabah, barangkali itu akan mudharat. Allah tahu -Ya Akhal Islam- kapan waktu yang paling tepat Allah mengijabah doa kita. Lihat saja Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, terkadang beliau berdoa tidak diijabah oleh Allah.
Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengirimkan 7 orang para ahli Quran yang hafal Al-Qur’an untuk mengajarkan pada suatu kaum, ternyata kaum itu malah membunuh orang-orang tersebut. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam selama sebulan lamanya mendoakan kecelakaan kepada mereka, tapi kemudian Allah tidak mengabulkan doa Rasulullah, Allah malah menegur RasulNya dan memberikan hidayah kepada kaum tersebut.
Tidak syarat -Ya Akhal Islam- ketika berdoa kita harus diijabah, yang penting kita sudah mendapatkan pahala dari doa-doa kita, yang penting kita sudah mendapatkan cinta Allah dari doa kita.
Namun ketika keinginan kita yang terbesar adalah dunia, pastilah -Ya Akhal Islam- doa kita pun semakin lemah dan lemah di saat kita melihat Allah tidak mengabulkan doa-doa kita. Padahal kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
لا يزَالُ يُسْتَجَابُ لِلعَبْدِ مَا لَمْ يَسْتعْجِلْ
“Allah pasti mengijabah doa seorang hamba selama dia tidak tergesa-gesa minta dikabulkan.” (HR. Muuslim)
Selama ia tergesa-gesa, tidak akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم