Karena tidak mungkin Allāh menurunkan wahyuNya untuk merusak tatanan kehidupan manusia. Allāh menurunkan wahyuNya dalam rangka untuk memperbaiki tatanan kehidupan hambaNya.
Maka orang yang mendekat kepada wahyu Allāh, hakikatnya dia memperbaiki pribadinya dan juga memperbaiki masyarakat yang ada di sekitarnya.
Kemudian, jama’ah yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Kita memahami sebagaimana sifat air dalam teori fisika, kita memahami air itu mengalir dari tempat yang tinggi menuju tempat yang lebih rendah. Karena itu ada seorang ulama di masa kekhalifahan Abasyiah yang bernama Abdullāh ibnul Mu’taz rahimahullāh beliau mengatakan:
المتواضع في طلّاب العلم أكثرهم علمًا،
“Orang yang tawadhu’ ketika belajar ilmu agama adalah orang yang paling kaya terhadap ilmu.
كما أن المكان المنخفض أكثر البقاع ماء.
Baca Juga: Cek Pengumuman Pencairan Dana KJP Plus Tahap 1 2023 di 2 Akun Ini, Cair Mulai Besok?
Sebagaimana tempat yang landai tempat yang rendah akan lebih banyak dialiri dengan air.” (Al-Jāmi’ li Akhlāq ar-Rawi 1/198)
Sehingga salah satu di antara kunci sukses dalam belajar adalah menjadi seorang hamba yang tawadhu’. Tawadhu’ terhadap ilmu agama, tawadhu’ terhadap sesama, dia berusaha untuk menghargai setiap perkataan ulama yang menyampaikan penjelasan dari Al-Qur’ān dan Sunnah. Menghargai kepada sesama ketika dia berproses dalam belajar.