Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam. Nikmat terbesar yang Allah karuniakan kepada hamba-Nya. Semoga kita selalu berada dalam keadaan Iman dan Islam hingga akhir hayat kita. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, yang menjadi panutan kita dan tiap sunnahnya selalu kita teladani.
Mengawali khutbah jumt’at ini, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita dengan menjalankan hal-hal yang menyebabkan kita mendapatkan pahala, yang mengantarkan keselamatan di dunia maupun selamat di akhirat, dan selain itu, marilah kita menghindari dan menjauhi hal-hal yang menyebabkan kita mendapatkan dosa, yang mengantarkan kepada kesengsaraan di dunia maupun di akhirat.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Bulan suci Ramadhan telah pergi meninggalkan umat Islam, saatnya kini umat Islam memasuki bulan Syawal. Pada saat bulan Ramadhan, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah kepada Allah SWT dari mulai ibadah yang wajib sampai ibadah sunah. Namun hal itu bukan harus berhenti saat Ramadhan telah pergi. Justru harus ditingkatkan lagi pada bulan Syawal ini agar amalan ibadah yang dikerjakan pada bulan Ramadhan lalu menjadikan umat Islam sebagai pribadi yang lebih meningkat takwanya, sempurna imannya, dan memiliki tingkat kesalehan individu maupun kesalehan sosial lebih baik.
Namun setelah bulan Ramadhan banyak orang Islam yang terlena dan lalai dalam semangat ibadahnya. Al-Qur’an menerangkan bahwa manusia adalah makhluk yang “inkonsisten”. Allah swt. telah mengilhamkan kepada manusia itu sifat fujur dan taqwa. Sebagaimana dalam QS. As-Syams ayat 8:
فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ
Artinya: “lalu Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya,” (Qs. As Syam: 8)