Pada saat malam tiba, tamu Rasulullah itu diajak ke meja makan. Setelah makanan dihidangkan, istri sahabat itu mendekati lentera, berpura-pura memperbaikinya, kemudian memadamkannya. Itu semua dilakukan agar tamu itu merasa nyaman memakan hidangan itu sendirian. Karena makanan yang tersisa hanya untuk porsi satu orang. Tamu itu menikmati makanan itu sendiri. Dalam kegelapan, diia merasa tuan rumah juga ikut makan.
Saat keesokan harinya sahabat itu menghadap Rasulullah, dia disambut dengan senyuman. Rasulullah berkata, “Allah ridha dengan yang kalian lakukan berdua tadi malam.” Kemudian turunlah surat Al Hasyr ayat 9 yang isinya memuji sikap para shahabat Rasulullah tersebut. وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ
“Mereka mendahulukan orang lain atas diri mereka, meskipun mereka sendiri dalam keadaan kekurangan.”
*Kisah ini layak kembali kita renungkan, di tengah gelombang sikap egoisme dan mementingkan diri sendiri mulai mempengaruhi masyarakat kita. Kita masih terlalu sering bersikap pragmatis dengan mempertimbangkan untung rugi dari setiap pengorbanan yang kita lakukan. “Jika saya memberi, saya akan kekurangan. Bagaimana mengatasinya?”
Bahagia itu bukan saat kita bisa memiliki segalanya, melainkan saat kita bisa memberi apa yang kita miliki untuk orang lain.
Demikian pembahasan mengenai ide materi ceramah terbaru atau kultum Ramadhan 2023 dengan tema memahami keindahan dari berbagi dengan orang lain.***