Namun, Nabi Muhammad SAW tidak langsung mengizinkannya. Beliau justru menanyakan, apakah ada seseorang yang perlu ditemani di rumahnya.
Lalu, pemuda tersebut menjawab bahwa ibunya tinggal di rumah sendirian.
Mendengar hal itu, Rasulullah SAW pun melarang pemuda tersebut ikut berperang. Hal ini dimaksudkan agar ia bisa menjaga ibunya di rumah. Karena melakukannya dinilai lebih utama daripada jihad di jalan Allah (jihad fisabilillah).
"Sepanjang hari berpuasa, sepanjang malam qiyamul lail, bahkan masih lebih baik lagi dari jihad fisabilillah bersama Rasul," terang Syekh Ali Jaber.
Dalam perkara ini, amalan yang dimaksud oleh Syekh Ali Jaber berdasarkan riwayat yang disebutkan itu adalah, birul walidain, yaitu mengasihi orangtua.
Demikian amalan yang bisa dilakukan seorang anak kepada orangtuanya, yang nilai pahalanya lebih besar dari jihad di jalan Allah.***