Kedua: manusia itu terbagi menjadi dua kelompok. Ada yang dikategorikan pelajar ilmu agama. Mereka ini mempelajari ilmu agama dengan dalil-dalilnya. Mereka haru belajar kepada para ulama yang terpercaya. Kelompok kedua adalah masyarakat awam. Dan ini adalah mayoritas masyarakat. Mereka belajar dengan cara meminta fatwa kepada orang-orang yang berilmu. Tetang mereka ini, Allah Ta’ala berfirman,
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ
“Bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” [Quran An-Nahl: 43].
Namun kalau mereka juga mengetahui dalilnya, tentu itu lebih sempurna.
Ketiga: Keutamaan ilmu itu tidak terkhusus hanya didapatkan oleh orang-orang yang secara khusus mempelajari agama. Keutamaan ilmu juga diperoleh oleh orang-orang awam yang belajar. Siapa saja yang menghadiri majelis ilmu atau pengajian, atau mendengarkannya melalui sarana-sarana modern seperti youtube dll., atau dengan membaca buku-buku yang bermanfaat, mereka semua mendapatkan keutamaan ilmu.
Keempat: Bersemangatlah untuk menyebarkan ilmu di rumah kita. Kepada istri dan anak-anak. Demikian juga kepada saudara dan kerabat. Kalau kita seorang pelajar ilmu agama, maka berikan pengajaran kepada mereka. Ajarkan mereka kitab-kitab para ulama. Tentang tauhid, fikih, dan adab.
Kelima: buat program untuk dirimu, istri, dan anak-anak atau mereka yang di bawah tangunganmu untuk mengkaji ilmu-ilmu yang fundamental. Buat jadwal untuk diri kita, istri, dan anak-anak kita untuk menghafal doa-doa dan dzikir. Khususnya doa dan dzikir pagi dan petang. Dan dzikir-dzikir setelah shalat.
Saudaraku kaum muslimin,
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi kita taufik bersemangat mempelajari ilmu agama ini dan mengamalkannya. Mengajarkannya kepada keluarga kita, kerabat kita, dan orang-orang yang menjadi tanggungan kita.