Khutbah Jumat 24 Juni 2022 Terbaru, Tema: Meraih Kebahagiaan di Negeri Akhirat

- 23 Juni 2022, 18:30 WIB
Khutbah Jumat, 24 Juni 2022 Terbaru dengan Tema: Meraih Kebahagian di Negeri Akhirat
Khutbah Jumat, 24 Juni 2022 Terbaru dengan Tema: Meraih Kebahagian di Negeri Akhirat /mohamed_hassan/Pixabay

Menurut akal fitrah, bahwa nuansa kejahiliyahan ini bisa diatasi dengan berpegang kepada keyakinan, serta akhlak yang baik, yang mapan. Sedang akhlak yang baik itu bisa dimiliki seseorang manakala pemikiran serta polahtingkah kehidupannya selalu berpedoman kepada Al-Qur’an serta sunnah Rasul yang shahih. Sebab banyak ditengarai, apabila mengambil sarana di luar Al-Qur’an serta di luar sunnah Rasul saw, tidak jarang akan menjadikan akhlak eror dan iman selalu goyah.

Lalu bagaimana untuk meraih kemurnian akidah serta mengamalkan akhlak yang baik di tengah masyarakat sebagai sarana untuk meraih kebahagiaan hidup di negeri akhirat? Baiklah dalam format ini Khatib petikan sebuah firman Allah SwT dalam Al-Qur’an yang barangkali bisa digunakan sebagai rujukan, sebagaimana ditegaskan-Nya:

Katakanlah: “Sesungguhnya aku (Muhammad) ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku; Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa,” Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (Q.s. Al-Kahfi [18]: 110).

Apabila kita kaji maka ayat di atas memberikan petunjuk kepada manusia bahwa Tuhan yang disembah itu hanyalah Allah SwT. Di samping itu kepada siapa saja yang ingin berjumpa dengan Allah SwT, agar mengerjakan amal-amal shalih, serta manusia dilarang untuk memperse­kutukan seorang-pun dengan Allah SwT.

Baca Juga: Kremlin Klaim Pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Vladimir Putin akan Membahas Hal Penting, Apa?

Jama’ah Jum’at rahimakumullah

Lalu bagaimana pelaksanaannya dengan kontek mencari kebahagiaan uhrawi. Dalam kasus Ini, maka yang benar-benar perlu disadari, bahwa “muara baku”-nya adalah terletak pada masalah akidah. Di sini peranan akhlak yang baik yang konsisten adalah memegang kunci utama. Oleh karenanya apabila terjadi kecacatan pada akhlak akan menjadikan pemahaman tentang ke-Esaan Allah bisa terganggu, bisa eror, dan bisa tidak murni. Dan apabila terkondisi yang demikian, maka ujung-ujungnya usaha meraih kebahagiaan negeri akhirat bakal tidak tercapai bahkan sebaliknya manusia akan memetik ulahnya itu dalam kesengsaraan yang panjang yang tiada taranya.

Sebagai gambaran yang simple tentang ke-eroran akhlak dalam masalah akidah, misal: Memohon keselamatan dengan memberi sesaji/sesembahan kepada yang dianggap sebagai “penunggu/baureksa” perempatan/pertigaan jalan, jembatan, bumi, gunung, laut serta sesaji kepada macam-macam benda/makhluk; keris, patung, pepohonan, juga binatang. Serta mengkeramatkan kuburan seseorang yang dianggap shalih dsb. Perbuatan semacam ini apabila dilakukan oleh seorang Muslim, secara sadar atau tidak sadar ia telah mencampur-baurkan antara pemahaman yang hak dan yang batil. Yang berarti telah terjadi kekacauan pada akhlak. Ia sudah terperangkap kepada perbuatan syirik, yaitu menyembah kepada selain Allah SwT.

Sebagai seorang Muslim seharusnya benar-benar menyadari bahwa memuja-muja atau menyembah selain kepada Allah SwT adalah syirik. Dan dosa syirik tidak bakal diampuni oleh Allah SwT, sebagaimana difirmankan-Nya;

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya…………..,…” (Q.s. An-Nisa’ [4]: 48)

Halaman:

Editor: Dzikri Abdi Setia

Sumber: Suara Muhammadiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah