Ini Khutbah Jumat Akhir Ramadhan, 22 April 2022 Terbaru, Tema: Tujuan Manusia sebagai Khalifah di Bumi

- 20 April 2022, 08:00 WIB
Ilustrasi khutbah Jumat akhir Ramadan.
Ilustrasi khutbah Jumat akhir Ramadan. /PIRO4D/Pixabay

Artinya: Dan bila dikatakan kepada mereka:”Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.”.

.Jama’ah shalat Jum’at yang dikasihi Allah

Dalam suatu hadits Rasulullah bersabda, “Perumpamaan orang beriman itu bagaikan lebah. Ia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih dan tidak merusak atau mematahkan (yang dihinggapinya).” (Ahmad, Al-Hakim, dan Al-Bazzar).

Baca Juga: 3 Golongan Siswa SD-SMA Ini Jadi Target Utama Penerima Dana PIP Kemdikbud, Anda Termasuk?

Hadits ini dapat dijadikan acuan bagaimana tugas kekhalifahan manusia di bumi ini dapat ditunaikan. Yaitu hanya memakan sesuatu yang bersih. Bersih di sini dimaknai dengan sesuatu yang jelas kehalalannya. Manusia yang beriman dan sadar akan tugasnya sebagai khalifah di bumi hanya akan mengambil sesuatu yang memang menjadi haknya dan tidak akan menguasai hak orang lain. Seperti lebah yang hanya memakan sari bunga tanpa mau mengganggu komponen bunga yang lain.

Dengan hanya memakan sari bunga, bakal buah yang tersimpan di bunga dapat meneruskan proses hidupnya untuk menjadi buah yang dapat dimanfaatkan makhluk lain. Keseimbangan alam juga akan terus terjaga. Orang beriman selayaknya tidak mengganggu hak orang lain dan bahkan harus memastikan hak orang lain sampai kepada yang berhak.

Sifat lebah kedua yang disebut dalam hadits itu adalah mengeluarkan sesuatu yang bersih yaitu madu. Orang beriman selayaknya juga hanya memproduksi hal yang baik dan bermanfaat bagi sesama makhluk. Seluruh pikiran, perkataan, dan perbuatan manusia beriman harus membawa manfaat bagi kehidupan.

Orang beriman harus senantiasa berhati-hati agar semua yang keluar dari dirinya baik yang berwujud tulisan, perkataan, dan perbuatan tidak menjadi racun peradaban, tetapi berusaha agar semua yang dikeuarkannya itu adalah madu peradaban yang bisa dimanfaatkan oleh semua makhluk di muka bumi.

Sifat lebah ketiga yang disebut dalam hadits itu adalah Tidak pernah merusak. Lebah tidak pernah merusak atau mematahkan ranting yang dia hinggapi. Begitulah seorang mukmin. Dia tidak layak merusak apa pun yang ada di muka bumi ini. Kalau dia datang ke suatu tempat tidak akan membuat berisik dan mengacaukan tatanan yang sudah ada. Apa yang sudah baik akan dibiarkan tetap menjadi baik.

Tidak merusak dan tidak mematahkan dahan serta ranting yang dipijak ini juga berarti Lebah adalah hewan yang tidak suka mencari perkara atau membuat gara-gara dengan makhluk yang lain. Kesantunan Lebah ini dilakukan bukan karena Lebah merupakan hewan yang lemah dan penakut, dia tidak mau mengganggu tetapi juga tidak mau diganggu. Kalau ada makhluk lain yang kurangajar merusak sarangnya maka Lebah akan membalas dengan sengatannya.

Halaman:

Editor: Ririn Handayani

Sumber: suaramuhammadiyah.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah