SEPUTARLAMPUNG.COM - Ramadhan 1444 H sudah semakin dekat dengan kita. Bolehkan jika membayar hutang puasa tahun lalu digabung dengan puasa Syaban atau Senin Kamis? Simak penjelasan Ustadz Abdul Somad di sini.
Hutang puasa harus segera dilunasi sebelum tiba Ramadhan 1444 H. Jika seorang muslim tidak membayarnya, maka akan mendapatkan dosa, karena puasa tersebut hukumnya wajib.
Adapun untuk membayar hutang puasa sebelum tiba Ramadhan 1444 H adalah dimulai sejak selesai bulan Ramadhan tahun lalu.
Artinya, kita punya waktu sangat panjang untuk membayar kewajiban menuntaskan puasa satu bulan penuh tersebut.
Baca Juga: Harga Cabai Naik Jelang Bulan Ramadhan, Jokowi Minta Bulog Segera Lakukan Operasi Pasar
Akan tetapi, terkadang kita lupa untuk membayarnya hingga tak terasa Ramadhan tahun berikutnya telah makin dekat.
Sebagaimana diketahui, saat ini adalah bulan Syaban di mana bulan ini menandakan makin dekatnya kedatangan Ramadhan 1444 H.
Bagi yang belum bayar hutang puasa, masih ada kesempatan sebelum Ramadhan 1444 H dimulai, yang diperkirakan akan jatuh pada 22 Maret 2023.
Lantas, bisakah bayar hutang puasa Ramadhan sekaligus mengerjakan puasa sunnah lainnya, misalnya puasa Syaban atau puasa sunnah Senin Kamis?
Dilansir Seputarlampung.com melalui video dari kanal YouTube Kun Ma Alloh yang diunggah pada 21 Agustus 2017 lalu, begini penjelasan dari Ustadz Abdul Somad.
Dalam video itu seorang jamaah menanyakan apakah boleh menggabung bayar hutang puasa Ramadhan dengan puasa sunnah lainnya?
"Jika kita puasa wajib di luar Ramadhan pada hari Senin atau Kamis, bolehkah kita niat ganda?" ucap Ustadz Abdul Somad membacakan pertanyaan tersebut.
Kemudian, Ustadz yang dikenal dengan sebutan UAS ini pun memberikan jawabannya.
"Niat puasa wajib, cukup satu niat saja, pada hari Kamis, niat puasa qadha saja. Sengaja aku niat puasa Qadha karena Allah Ta’ala, otomatis dapat tiga, qadha dapat lunas 1 hari, dapat puasa Syawal, dapat puasa Kamis, cukup niat puasa qadha saja," jawabnya.
Adapun bacaan niat puasa qadha dan puasa Senin Kamis adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadha'I fardhi syahri Ramadhāna lillahi ta‘ala.
Artinya: Saya berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.
Berikut bacaan niat puasa Senin
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma yaumal itsnaini sunnatan lillahi ta'ala.
Artinya: Saya berniat puasa hari Senin, sunah karena Allah SWT.
Berikut bacaaan niat puasa Kamis
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma yaumal khomiisi sunnatan lillahi ta'ala.
Artinya: Saya berniat puasa hari Kamis, sunah karena Allah SWT.
Berikut doa buka puasa berdasarkan hadist Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwiyatkan oleh Abu Dawud.
ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
Dzahaba ddhoma'u wabtallatil uruqu watsabbatil ajru insya Allah.
Artinya: Dahaga telah pergi. Urat-urat telah basah. Dan insya Allah pahala sudah tetap.
Demikianlah penjelasan dari Ustadz Abdul Somad mengenai boleh atau tidaknya membayar hutang puasa Ramadhan sekalian dengan mengerjakan puasa sunnah lainnya, misalnya puasa Syaban atau puasa Senin Kamis.***