BARU! Khutbah Jumat, 24 Juni 2022 Edisi Khusus, Tema Hari Ini: Hikmah Kematian menurut Islam

24 Juni 2022, 09:10 WIB
Ilustrasi Khutbah Jumat.* /Pixabay/xegxef

SEPUTARLAMPUNG.COM – Materi Khutbah Jumat edisi khusus hari ini, 24 Juni 2022 sudah tersedia di bawah ini dan tema kali ini adalah Apa hikmah kematian menurut Islam? Salah satunya sebagai pengingat saat ingin berbuat maksiat.

Kematian merupakan bagian dari takdir yang harus kita lakukan adalah mengambil hikmah atas kematian, jangan sampai kematian yang telah banyak terjadi hanya berlalu begitu saja dan kehilangan makna.

Seringkali kita berburuk sangka kepada orang terdekat, bahkan sering acuh dan mau tau kondisi sekitar kita, termasuk tetangga, orang terdekat keluarga, bahkan rekan kerja kita.

Padahal mereka adalah orang-orang pilihan Allah SWT yang dikirimkan ke kita untuk menjadi perantara disaat kita kesusahan atau sedang membutuhkan sesuatu.

Baca Juga: Lowongan Kerja Dibuka untuk 7 Posisi di PT Honda Prospect Motor, Pendaftaran Terakhir pada 30 Juni 2022

Namun, acapkali kita tidak pernah menyadari hal itu, malah sebaliknya mengabaikan respon mereka.

Khutbah Jumat kali ini, diharapkan dapat dijadikan referensi untuk Anda yang ditugaskan sebagai petugas Khotib Sholat Jumat pada 24 Juni 2022.

Ingatlah bahwa yang membantu kita saat kesusahan bukan orang yang terjauh atau orang yang terpandang, melainkan orang-orang terdekat dan berada disekeliling kita.

Apalagi disaat kita sakit, orang yang pertama kali menjenguk adalah kerabat-kerabat keluarga terdekat, tetangga dan teman baik kita.

Baca Juga: Ini Hasil Pengumuman PPDB SMP Sleman Yogyakarta 2022-2023 Jalur Zonasi, Cek Nama Lolos Seleksi via Link Ini

Maka dari itu, sebelum kematian menjemput kita, mari jalin silaturahmi agar kita dapat menuai kemudahan disaat sedang kesusahan.

Jangan sampai rezeki kita disempitkan dengan adanya permusuhan dan saling menyakiti tersebut.

Untuk lebih lanjut, Berikut khutbah Jumat bertema, ‘Hikmah Kematian Menurut Islam,’ disampaikan oleh KH. Junaidi Hidayat, sebagaimana dikutip Seputarlampung.com dari laman Tebuireng Online.

Khutbah Pertama

اِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Melalui khutbah ini mari kita mantapkan komitmen dan kesungguhan kita dalam menjalankan apa yang telah diperintahkan oleh Allah. Kita jalankan segala hal yang diperintah oleh Allah ( (المَأْمُوْرَاتُ. Baik perintah-Nya berupa (الوَاجِبَاتُ) yakni hal-hal yang memang harus kita lakukan. Maupun perintah yang bersifat ((المَنْدُوْبَاتُ yakni yang perkara-perkara dianjurkan untuk mengerjakannya.

Serta kita tinggalkan segala hal yang dilarang oleh Allah (المَنْهْيَاتَ). Baik larangan yang memang harus ditinggalkan, maupun hal-hal yang sebaiknya ditinggalkan, yakni al-makruhat (dimakruhkan). Hal tersebut menjadi modal bagi kita untuk mendapatkan kehidupan yang hakiki di dunia dan akhirat.

Baca Juga: Cek Pengumuman PPDB Jatim 2022 Tahap 1 SMA-SMK, Hasil Seleksi Diumumkan Hari Ini 24 Juni 2022

Jamaah Jumat Rahimakumullah.

Hari-hari ini masih kita diliputi suasana yang penuh dengan cobaan, penuh dengan ujian. Di antara kita, mulai dari keluarga, para tokoh masyarakat, dan juga para kiai banyak yang meninggal dunia. Karena datangnya musibah dari Allah SWT, berupa pandemi virus Covid-19.

Seharusnya bagi kita yang masih diberi kesempatan dan kesehatan yang baiknya kita lakukan adalah menjadikannya peringatan dan pelajaran. Agar kita senantiasa lebih baik daripada hari kemarin.

Senada dengan kalimat: Kafa bi al-mauti wa’id (kematian ini cukuplah menjadi pengingat). Bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti akan terjadi. Hanya Allah yang tahu bagaimana, kapan, dan di mana kematian itu terjadi.

Kematian merupakan bagian dari takdir. Yang harus kita lakukan adalah mengambil hikmah atas kematian, jangan sampai kematian yang telah banyak terjadi hanya berlalu begitu saja dan kehilangan makna. Tidak bisa menjadi motivasi agar menambah kebaikan-kebaikan.

Padahal di kehidupan seorang mukmin akan sangat berarti ketika ia melakukan kebaikan-kebaikan. Karena di akhirat nanti yang menjadi penentu itu apa yang kita lakukan di dunia. Bagi seorang mukmin hidup ini adalah hal yang luar biasa untuk memupuk, membekali dengan amal kebaikan. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kejadian ini menjadi wa’id (pengingat) bagi kita.

Anda yang sedang berada di kawasan pesantren, yang sedang mencari ilmu harus disyukuri karena ditakdirkan oleh Allah menuju kebaikan. Baik itulah yang menjadi penentu seseorang apakah dia layak mendapat tempat terpuji di akhirat nanti. Seperti dawuh Nabi:

Baca Juga: TERBARU: Dana PIP Kembali Disalurkan ke 27.767 Siswa SD di 2022, Segera Login di pip.kemdikbud.go.id

وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ

Barang siapa yang dikehendaki bijak, maka akan dipahamkan agamanya.

Dalam situasi seperti ini kita harus menjaga diri, lalu selebihnya tawakal kepada Allah. Dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah.

Semoga senantiasa kekuatan lahir batin, sihhatan wal afiyah. Lalu kita bisa mengisi kehidupan kita dengan kebaikan-kebaikan.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ
وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.***

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: Tebuireng Online

Tags

Terkini

Terpopuler