Ceramah Singkat Idul Adha 1443 H tentang Rahasia di Balik Ibadah Qurban, Cocok untuk Tausiyah Usai Sholat Ied

11 Juni 2022, 16:00 WIB
Ceramah singkat Idul Adha 1443 H tentang rahasia di balik ibadah qurban. /Freepik.com/Pikisuperstar

SEPUTARLAMPUNG.COM – Ini ceramah singkat saat momen Idul Adha 1443 H tahun 2022 dengan tema rahasia di balik ibadah qurban. Anda bisa menyampaikannya sebagai tausiyah usai pelaksanaan sholat ied.

Idul Adha 1443 H tahun ini kemungkinan akan jatuh pada 9 Juli 2022. Selain melakukan penyembelihan hewan qurban, umat muslim juga melaksanakan ibadah haji di tanah suci Mekkah.

Berikut isi ceramah singkat tentang rahasia di balik ibadah qurban yang dibawakan oleh Ustadz Abdullah Taslim, M.A, dikutip dari laman ngaji.id.

Hikmah terbesar disyariatkannya qurban adalah mengikhlaskan segala bentuk kepemilikan dunia dan menundukkan hawa nafsu di jalan Allah.

Baca Juga: Amalan untuk Menghapus Dosa hingga Terhindar dari Siksa Kubur, Baca Surah Ini Kata Buya Yahya

Qurban adalah wujud pengorbanan akan segala sesuatu yang diinginkan oleh jiwa kita, untuk mendahulukan kecintaan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah

Masih dalam suasana Idul Adha. Allah SWT mensyariatkan di hari-hari ini kita bertakbir memuji-Nya, atas limpahan nikmat yang mensyariatkan kepada kita ibadah yang agung, untuk kebaikan dan menyempurnakan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala

وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

“Dan agar kalian membesarkan nama Allah mengagungkannya atas hidayah yang diberikan-Nya kepadamu supaya kalian menjadi orang-orang yang selalu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185)

Khususnya dalam masalah ibadah qurban, Allah Subhanahu wa Ta’ala mensyari’atkan ibadah yang agung ini sebagai ibadah yang di beberapa ayat Al-Quran digandengkan dengan shalat, ibadah yang berhubungan dengan anggota badan dalam Islam.

Baca Juga: Bacaan Yasin Ayat 1-83 dan Tahlil untuk Acara Tahlilan dan Yasinan pada Malam Jumat, Tersedia Arab dan Artinya

Sebagaimana kita ketahui bersama shalat itu adalah ibadah yang pertama kali dihisab pada hari kiamat. Jika shalatnya diterima, maka ibadah yang lain pun diterima, karenanya digandengkannya ibadah qurban dengan shalat dalam beberapa ayat Al-Quran,

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَا نْحَرْ

“Dirikanlah shalat karena Allah dan berkurbanlah, sembelihlah sembilahanmu karena Allah.” (QS. Al-Kausar[108]: 2)

قُلْ اِنَّ صَلَا تِيْ وَنُسُكِيْ وَ مَحْيَايَ وَمَمَا تِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

“Katakanlah sesungguhnya shalatku, sembelihan qurbanku di jalan Allah, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala semata-mata tidak ada sekutu bagi-Nya.” (QS. Al-An’am: 162)

Dengan digandengkannya dua ibadah besar ini menunjukkan berqurban (menyembelih sembelihan di jalan Allah untuk Allah) adalah ibadah yang mengandung pengorbanan besar, mengandung upaya manusia untuk mewujudkan kecintaan yang sejati karena Allah SWT.

Baca Juga: Mati Tenggelam, Bagaimana Cara Mengkafani dan Menyalatkan Jenazah, Apa Dimandikan? Ini Aturannya dalam Islam

Allah, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

لَنْ يَّنَا لَ اللّٰهَ لُحُـوْمُهَا وَلَا دِمَآ ؤُهَا وَلٰـكِنْ يَّنَا لُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْ

“Tidak akan sampai kepada Allah, darah maupun daging-daging sembelihan yang kamu sembelih, tidak akan sampai kepada Allah karena Allah tidak butuh makanan, tidak butuh pemberian dari manusia, tapi yang akan sampai kepada Allah adalah ketakwaan dari hatimu.” (QS. Al-Hajj: 37)

Oleh karena itu, Allah memerintahkan kita berqurban bukan untuk menghabiskan harta kita, dengan menyembelih sembelihan kemudian dibagi-bagikan kepada orang miskin, termasuk kita makan untuk diri kita sendiri.

Tapi makna berqurban adalah mengorbankan apa yang paling berharga menurut kita dari urusan dunia dalam rangka mendahulukan kecintaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Baca Juga: Husnul Khatimah atau Khusnul Khatimah, Mana Penulisan yang Benar Doakan Orang Meninggal dalam Keadaan Baik?

Makna berqurban adalah berjuang menundukkan hawa nafsu di jalan Allah untuk membuktikan keikhlasan kita, kesungguhan kita untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ ﴿٤٠﴾ فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى

“Adapun orang-orang yang takut dengan kebesaran Allah dan menundukkan hawa nafsunya dari memperturutkan keinginannya, maka sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala jadikan surga sebagai tempat kembalinya.” (QS. An-Nazi’at: 40-41)

Inilah nikmat terbesar yang kita ambil, semoga Allah SWT menganugerahkan ketakwaan yang hakiki dalam hati kita, semoga Ta’ala senantiasa memudahkan taufik-Nya bagi kita untuk kita selalu menundukkan hawa nafsu kita di jalan Allah untuk meraih kesempurnaan iman.***

Editor: Dzikri Abdi Setia

Sumber: Ngaji.id

Tags

Terkini

Terpopuler