Materi Khutbah Jumat Terbaru, 22 April 2022, Tema: Menyambut Malam Lailatul Qadar di Bulan Ramadhan 1443 H

19 April 2022, 18:00 WIB
Ilustrasi Lailatul Qadar 2022. /Pixabay/beingboring

SEPUTARLAMPUNG.COM – Khutbah Jumat singkat dan terbaru, 22 April 2022 dengan tema Menyambut Malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan 1443 H.

Menjelang akhir bulan Ramadhan 1443 H-2022 M, kita sebagai umat muslim harus berupaya lebih totalitas dalam beribadah dan berbuat hal yang baik, serta jangan sampai menyesali 10 malam terakhir bulan Ramadhan di tahun ini.

Banyak sekali hikmah dan keutamaan yang kita peroleh menjelang sepuluh malam terakhir Bulan Ramadhan 1443 H-2022 M, salah satunya terdapat malam yang paling istimewa dari malam-malam biasanya, yakni malam Lailatul Qadar.

Baca Juga: BOS Kemenag Cair April 2022, Ini Tata Cara Mencairkan Dana BOS atau Login di bos.kemenag.go.id, Ada Sekolahmu?

Peluh diketahui, tak banyak orang yang tahu kapan umur kita akan berakhir dan sudahkah kita memanfaatkan umur kita sebaik mungkin, atau sebaliknya betapa banyak maksiat yang kita perbuat, sehingga kita lupa tujuan kita di dunia.

Momen Bulan Ramadhan 1443 H-2022 M menjadi peluang yang besar untuk memanfaatkan umur sebaik mungkin, acapkali kita lalai dalam menjalankan kewajiban kita untuk beribadah di bulan Ramadhan, salah satu ibadah yang paling wajib adalah Berpuasa.

Seharusnya, kita malu dengan umur kita yang sudah beranjak tua dan bahkan tidak kuat menanggung beban dosa yang selama ini kita perbuat, jikalau umur berkehendak, ia ingin melepaskan semua beban yang ia pikul dari dunia, kemudian singgah ke tempat yang lebih indah dan penuh dengan kedamaian, serta lantunan ayat suci Al-Quran, seperti yang dijanjikan oleh Allah Swt.

Semoga, kita dijauhkan dari hal yang merugikan diri kita. Manfaatkan lah waktu yang tersisa di bulan Ramadhan ini, jangan sampai menyesal di kemudian hari dan kita tidak tahu, bisa saja Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan terakhir bagi kita semua.

Baca Juga: Cara Daftar PIP Kemdikbud 2022 Tanpa KIP dan KKS agar Siswa SD, SMP, SMA, SMK Dana Rp450 Ribu hingga Rp1 Juta

Selain itu, mulailah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan memperbanyak ibadah dan membiasakan diri untuk sholat tepat waktu, apalagi sampai meninggalkan sholat.

Untuk lebih lanjut, Berikut khutbah Jumat bertema: Menyambut Malam Lailatul Qadar di Bulan Ramadhan 1443 H-2022 M, sebagaimana dikutip dari laman kemenag.go.id.

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ
فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتًّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah

Puji syukur ke Hadhirat Ilahi Rabbi, Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw. Beserta keluarga, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang istiqamah di dalam sunnah-sunnahnya.

Mengawali khutbah kali ini, saya ingin berwasiat, terutama kepada diri saya sendiri dan umumnya kepada saudara-saudaraku seiman dan seperjuangan. Marilah! Kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Swt supaya bahagia hidup kita baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amiin.

Dalam beberapa hari ke depan, kita ummat Islam akan memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadan. Pada rentang waktu itulah kita dianjurkan untuk lebih sungguh-sungguh beribadah supaya dipertemukan dengan satu malam yang disebut Lailatul Qadar. Yakni satu malam yang keutamaannya lebih baik daripada 1000 bulan, atau 83 tahun.

Sangat wajar apabila kita ingin berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabul khairat) untuk menyongsong Lailatul Qadar. Alasannya sederhana bahwa jatah umur dan kesempatan hidup kita di dunia belum tentu sampai 83 tahun. Sementara dalam Surat al-Qadar ayat 3 dinyatakan bahwa,

لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ

Malam kemuliaan (Lailatul Qadar) itu lebih baik daripada seribu bulan.

Baca Juga: Tes Asah Otak: SUNGGUH SULIT! Dapatkah Kamu Membuat 3 Segitiga Hanya dengan Memindahkan 2 Batang Korek Api?

Dengan pertimbangan itulah ummat Islam di mana tempatnya sangat menantikan Lailatul Qadar.

Hanya saja, bulan Ramadan tahun ini kita masih dalam suasana pandemi Covid-19. Kalau dalam kondisi normal kita dapat melakukan i’tikaf di masjid, maka dalam situasi seperti ini, kita tidak bisa leluasa seperti biasa. Apabila pada dua tahun sebelumnya kita boleh berbondong-bondong dan menghabiskan waktu beribadah di dalam masjid, untuk Ramadan tahun ini kita dibatasi dan wajib menjaga jarak sesuai protokol kesehatan.

Akan tetapi di balik kondisi seperti sekarang ini, kita justru harus banyak-banyak menyelipkan doa menyambut Lailatul Qadar; baik di masjid maupun mushalla sekalipun waktunya terbatas, di rumah kita, di tempat kerja dan usaha kita, maupun dalam keterbatasan ruang gerak kita untuk beribadah kepada Allah Swt. Semoga virus Corono cepat lenyap, musibah pandemi ini cepat berlalu dan situasi normal nyata-nyata terjadi di bumi ini, agar kita dapat beribadah dan berjamaah secara khusu’.

Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah
Malam yang disebut Lailatul Qadar bukanlah malam perayaan yang untuk dirayakan. Kalau ummat Islam mau merayakan satu malam, maka bukankah sudah ada malam bersejarah yang lebih pasti?!, Misalnya “Malam Isra’-Mi’raj” atau “Malam Nuzulul Qur’an” yang sudah dikalenderkan.

Malam Lailatul Qadar juga bukan menjadi malam penentuan, sekalipun dari segi namanya menggunakan lafal “al-qadar”. Penentuan nasib manusia, rejekinya, umurnya, dan hal-hal lainnya sudah ada waktu khusus yang disebut “Nisfu Sya’ban”; di mana kita biasa bermunajat kepada Allah agar diberikan yang terbaik pada malam tersebut.

Semangat Ummat Islam menyambut Lailatul Qadar semata-mata karena kemuliaan malam tersebut yang secara runtut dijelaskan di dalam Surat al-Qadar ayat 1 - 5. Allah berfirman:

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ. تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ. سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

1) Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar. 2) Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? 3) Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. 4) Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. 5) Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.

Keterangan bahwa Al-Quran diturunkan pada waktu malam tidak hanya disebutkan dalam surat al-Qadar. Ada juga keterangan dalam Surat ad-Dukhan ayat 3. Allah berfirman:

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ

3) sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan.

Baca Juga: Peserta PKH, BPNT dan PKL Bisa Dapat BLT Minyak Goreng, Cair Rp 300.000 di Bulan April 2022, Ini Syaratnya

Sama-sama menjelaskan peristiwa turunnya al-Qur’an, tetapi dalam satu ayat disebut Lailatin Mubarakatin sementara dalam satu Surat disebut Lailatul Qadar. Kita ummat Islam lebih condong kepada Lailatul Qadar! Karena Lailatul Qadar bukanlah pengkalenderan malam turunnya al-Quran.

Lebih dari itu ada hal menarik pada surat al-Qadar, yaitu ketika terjadi pengulangan kata dalam bentuk pertanyaan; “Tahukah kamu Lailatul Qadar? Pertama, Lailatul Qadar keutamaannya melebihi 1000 malam. Kedua, pada Lailatul Qadar para malaikat yang masing-masing memiliki tugas khusus yang berhubungan dengan urusan manusia, termasuk malaikat Jibril, turun semua ke bumi. Mereka membawa kedamaian dan keselamatan serta memohonkan ampunan untuk ummat Islam, sampai terbit fajar.

Gambaran Surat al-Qadar mengenai keutamaan Lailatul Qadar inilah yang membangkitkan semangat ummat Islam untuk bertafakkur, beramal, dan memperbanyak ibadah di 10 malam terakhir bulan Ramadan. Sebab, kapan Lailatul Qadar, terselubung penuh misteri! Adapun prediksi yang dikemukakan para ulama, itu hanya bersifat takwili atau apologi.

Misalnya, ada yang membuat patokan Lailatul Qadar terjadi setiap 27 Ramadan. Hal ini karena dalam perhitungan jumlah kata pada Surat al-Qadar terdapat 30 kata dan 114 huruf: menyerupai jumlah juz al-Quran dan pembagian surat al-Quran. Sementara lafal “HIYA” (Hatta Math’alil fajr) --yakni dhomir yang menunjuk langsung “Lailatul Qadar”-- adanya pada urutan ke-27 dari total 30 kata dalam Surat al-Qadar.

Sekalipun demikian, tidak ada anjuran bahwa kita cukup beribadah di malam tertentu seperti malam 27 Ramadan saja. Melainkan di 10 malam terakhir bulan Ramadan, kita justru dianjurkan untuk lebih giat beribadah kepada Allah Swt guna menyambut Lailatul Qadar.

Baca Juga: 4 SMK Terbaik di Kota Semarang, Jawa Tengah untuk Referensi PPDB 2022 dengan Profil Sekolah dan Alamatnya

Kaum muslimin yang berbahagia,

Kebiasaan ummat islam di dunia untuk menghidupkan 10 malam terakhir di bulan Ramadan adalah dengan cara beri’tikaf. Ibadah ini merupakan ajaran yang dipraktikkan secara langsung oleh Rasulullah Saw. Dari Siti Aisyah diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw melakukan I’tikaf pada 10 terakhir Ramadan semenjak beliau menetap di kota Madinah hingga beliau wafat.

Beri’tikaf merupakan usaha untuk mendekatkan diri (muraqabah) kepada Allah dengan penuh ikhlas. Pada momentum inilah kita menyerahkan diri kepada Sang Khaliq. Kita berupaya untuk taat beribadah kepada Allah Swt sesuai petunjuk-Nya dan tak ingin berpaling dari-Nya. Seolah-olah kita berdiri di depan pintu rahmat-Nya menunggu datangnya pengampunan dari Allah Swt.

Dikarenakan pada saat ini, kita masih dalam suasana pandemi, beri’tikaf di masjid kemungkinan akan dibatasi untuk menghindari kerumunan jamaah. Beri’tikaf walaupun hukumnya sunnah muakkadah tetapi bersifat kifaiyyah atau cukup dilakukan beberapa orang saja. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Syekh Mahmud Syaltut dalam Kitab Min Taujihat al-Islam.

Paling utama, menurut beliau, ada tiga fungsi peribadatan di dalam memakmurkan 10 malam terakhir Ramadan. Pertama, wujud syukur kita kepada Allah Swt yang telah menurunkan al-Qur’an di bulan Ramadan sebagai petunjuk (Huda) dan penerang (bayyinat) bagi umat manusia. Kedua, menambatkan jiwa kepada hal yang dapat mengokohkannya dan mampu menguatkan rohaninya. Ketiga, menaikkan jiwa ke makom (kedudukan) tertinggi selayaknya golongan malail a’la.

Oleh sebab itu, dalam situasi keterbatasan melakukan peribadatan di masjid, kita dapat memakmurkan 10 malam terakhir Ramadan di rumah masing-masing. Perbanyaklah membaca al-Qur’an di rumah; selain sebagai ungkapan syukur diturunkannya kitab suci di bulan Ramadan, juga dalam rangka menyinari rumah kita dengan al-Qur’an.

Perbanyaklah berzikir dan bersalawat supaya terikat jiwa-jiwa kita dan mereka untuk lebih cinta kepada Allah dan Nabi Muhammad Saw. Ajaklah anggota keluarga kita untuk berdoa dan bermunajat, semoga Allah mengangkat derajat kita dan dijadikan kita semuanya termasuk golongan hamba-hamba Allah yang dikasihi-Nya. Amiin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ وَتُوْبُوا إِلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لله عَظِيْمِ الْإِحْسَانِ، وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْجُوْدِ وَالْاِمْتِنَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلًّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أما بعد:
عِبَادَ اللهِ فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالْاِجْتِهَادِ فِي طَاعَتِهِ وَالسَّعْيِ فِي التَّقَرُّبِ إِلَيْهِ بِمَا يُحِبُّ مِنْ صَالِحِ الْأَعْمَالِ.
وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا رَحِمَكُمُ اللهُ عَلَى إِمَامِ الصَّائِمِيْنَ وَقُدْوَةِ الْقَائِمِيْنَ وَقَائِدُ الْغُرِّ الْمُحَجَّلِيْنَ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ كَمَا أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فِي كِتَابِهِ فَقَالَ: ﴿إنَّ الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين آمنوا صلُّوا عليه وسلِّموا تسليمًا﴾
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللّهُمَّ اشْمِلْنَا بِعَفْوِكَ وَأَدْخِلْنَا فِي رَحْمَتِكَ، اللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ, اللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا، اللّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا، اللّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا .
اللّهُمَّ اِسْتَجِبْ دُعَاءَنَا وَحَقِّقْ فِيْكَ رَجَاءَنَا، وَأَعْطِنَا سُؤْلَنَا إِلهِ الْحَقِّ، وَآخِرُ دَعْوَاناَ أَنِ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. ***

Editor: Dzikri Abdi Setia

Tags

Terkini

Terpopuler