Materi Khutbah Jumat 25 Februari 2022 Terbaru Edisi Isra Miraj, Tema: Ciri-Ciri Manusia Ulul Albab, Apa Itu?

23 Februari 2022, 11:15 WIB
Ilustrasi Khutbah Jumat, 25 Februari 2022 /mohamed_hassan/Pixabay

SEPUTARLAMPUNG.COM - Khutbah Jumat edisi Isra Miraj 25 Februari 2022 membawakan tema yang paling menyentuh hati, terbaru, singkat, dan dapat Anda tulis kembali untuk persiapan Khotib hari ini.

Khutbah Jumat kali ini, diharapkan dapat dijadikan referensi untuk Anda yang ditugaskan sebagai petugas Khotib Sholat Jumat pada tanggal 25 Februari 2022.

Ulul albab merupakan sekelompok manusia yang diciptakan Allah SWT dengan segala kelebihannya.

Mereka merupakan sekelompok manusia pilihan yang mempunyai kekuatan spiritual,intelektual dan sosial yang tinggi.

Baca Juga: UPDATE: Presiden Jokowi Tanggapi Soal JHT 56 Tahun, Menaker akan Revisi Aturan JHT BPJAMSOSTEK Lebih Sederhana

Komitmen untuk berada di jalan Allah SWT yakni ajaran Islam sangat tinggi. Mereka juga tidak mudah terpengaruh godaan perkembangan zaman dan tidak mudah terbawa dalam rayuan hawanafsu yang mengakibatkan dirinya terlena.

Keunggulan ulul albab tidak semata menonjol dari pandangan manusia, akan tetapi juga harus menonjol dalam pandangan Allah SWT.

Sehingga unsur-unsur pembentukan kepribadian ulul albab yang tertera dalam Al-Qur’an yaitu tafakkur,tadabbur dan tadzakkur menjadi sebuah keniscayaan.

Adanya referensi materi khutbah di minggu terakhir pada 25 Februari 2022, diharapkan bisa dipahami dengan baik. Silahkan catat dan pelajari poin-poin penting.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat 25 Februari 2022 Terbaru dan Singkat, Tema: Memaknai Peristiwa Isra’ Mi'raj secara Total

Untuk lebih lanjut, Berikut khutbah Jumat bertema, ‘Ciri-Ciri Manusia Ulul Albab’ disampaikan oleh KH. Amir Jamiluddin, Pengasuh Pondok Pesantren Putri Walisongo Jombang, sebagaimana dikutip Seputarlampung.com dari laman tebuireng.online.

Khutbah Pertama

اِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه لا نبي بعده

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Mari kita senantiasa meningkatkan takwa kepada Allah SWT. Dengan sebenar-benarnya takwa. Meninggalkan larangan dan meninggalkan dunia dengan hati yang jernih (qalbun salim).

Baca Juga: KHUTBAH JUMAT 25 Februari 2022 Spesial Isra Miraj Terbaru, Tema: Peran Keluarga dalam Membangun Umat

Ada kriteria manusia yang digelari oleh Allah dengan sifat Ulul Albab. Yakni mereka yang punya akal cerdas dan hati yang jernih. Lubbun/Albab di sini memang banyak arti, ada yang menafsirkan akal, juga ada yang memaknai hati. Mudahnya Ulul Albab adalah cendikiawan, selain cerdas mereka juga hatinya jernih. Allah sudah memberikan ciri-ciri manusia Ulul Albab dalam firmannya:

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali Imran: 191)

Nah, zikir ini banyak cakupannya. Dalam kitab Adabul Alim wal Muta’allim termasuk dari zikir adalah belajar. Jadi, pengajian di pesantren, mengkaji hukum halal dan haram itu termasuk zikir. Tidak hanya dengan bertasbih. Intinya semua zikir (belajar, membaca, ngaji) ketika hal itu dapat mendekatkan dengan Allah SWT, maka itu termasuk dari pada kriterita Ulul Albab.

Termasuk dari pada zikir adalah bertasbih dan menyebut Allah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا • وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.

Baca Juga: WASPADA! Jangan Kencing Berdiri jika Tak Ingin Dapat Siksa Kubur, Ini Akibatnya bagi Kesehatan menurut Medis

Maksudnya, zikir juga bisa dilakukan dengan menyebut nama Allah dan bertasbih terus menerus setiap hari. Selain itu, bisa zikir dengan cara salat. Ibaratnya salat itu adalah charger kita agar jiwa kita minimal lima kali dalam sehari terkoneksi dengan Allah SWT.

Tokoh-tokoh ulama tarekat itu berusaha membuat rumus-rumus agar seorang hamba selalu dekat dengan Allah. Misal, Qadiriyah yang mengucap Lailaha Illallah sebanyak 160 kali usai salat dengan jahr. Atau Naqsabandiyah yang menganjurkan agar seorang hamba membaca Allah sebanyak 5000 kali secara sirri. Itu adalah metode yang dibuat oleh ulama agar selalu dekat Allah.

Dalam kajian Tasawuf memang ada yang diistilahkan dengan hal dan maqamat. Hal adalah kondisi jiwa pemberian Allah, seperti takut dan rindu. Ada orang yang membawa sandal kotor di masjid saja sudah takutnya minta ampun. Karena takut akan mengotorinya. Kondisi jiwa yang selalu takut kepada Allah itulah yang disebut hal. Perkara ini tidak dapat dipelajari. Hal murni pemberian dari Allah.

Ada juga istilahnya maqamat, yakni stasiun/terminal menuju Allah. Perkara ini dapat dipelajari. Setiap Tarekat berbeda-beda dalam membagi stasiunnya. Menurut Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani terminal itu ada 6, yakni Taubat, Zuhud, Tawakkal, Syukur, Rida, Sidqu. Minimal kita ini sudah berada pada Maqam Taubat.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ
وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

***

Editor: Desy Listhiana Anggraini

Sumber: Tebuireng Online

Tags

Terkini

Terpopuler