Waspadai Flu Burung! Kenali Gejala, Cara Penularan, hingga Upaya Pencegahannya Sebelum Terlambat!

- 2 Maret 2023, 06:45 WIB
Gejala, cara penyebaran, hingga upaya pencegahan infeksi flu burung yang patut diwaspadai.
Gejala, cara penyebaran, hingga upaya pencegahan infeksi flu burung yang patut diwaspadai. /klimkin/pixabay.com

SEPUTARLAMPUNG.COM – Simak informasi selengkapnya terkait infeksi flu burung. Termasuk gejala, cara penularan, hingga upaya pencegahan yang dapat dilakukan.

 

Flu burung (FB) atau Avian Influenza (AI) merupakan suatu penyakit menular pada unggas, yang disebabkan oleh Virus Influenza tipe A atau Avian Influenza H5N1 clade 2.3.4.4b.

Infeksi flu burung diketahui cukup berbahaya, bahkan memiliki tingkat kematian yang sangat tinggi jika terlambat terdeteksi.

Beberapa spesies hewan yang dapat terinfeksi virus ini antara lain babi, kuda, dan mamalia laut. Bahkan virus ini diketahui juga dapat menginfeksi manusia.

Baca Juga: Kumpulan Twibbon Sambut Bulan Suci Ramadhan 2023, Download dan Bagikan di Media Sosial

Virus H5N1 tergolong sebagai Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI), yaitu penyakit zoonosis yang berasal dari unggas yang sangat fatal dan menular.

Sejak 2020, WHO mencatat bahwa terdapat 6 negara di dunia yang melaporkan kasus manusia yang terinfeksi flu burung.

Pada tahun 2022, sudah ditemukan kasus HPAI H5N1 2.3.4.4b pada unggas air/ternak yang belum divaksin di Kalimantan Selatan.

Meskipun saat ini risiko infeksi flu burung pada manusia masih rendah, namun kewaspadaan harus tetap ditingkatkan mengingat mutasi virus yang cepat dan tetap berpotensi menyerang manusia.

Baca Juga: Ini 15 SMP Terbaik di Kota Banjarmasin yang Raih Rerata Nilai UN Tertinggi, Cocok Jadi Referensi PPDB 2023!

Dilansir tim Seputarlampung.com dari unggahan Instagram @kemenkes_ri pada 1 Maret 2023, berikut gejala, cara penularan, hingga upaya pencegahan flu burung yang perlu diketahui:

Gejala

Ada beberapa gejala yang harus diwaspadai, dan dapat menjadi indikasi jika seseorang terinfeksi flu burung, antara lain demam (lebih dari 38 derajat Celcius), lemas, batuk, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri perut, nyeri dada, dan diare.

Penyakit ini kemudian dapat berkembang cepat menjadi penyakit paru berat, dengan sesak napas, pneumonia, hingga gangguan sistem pernafasan dan gangguan sistem syaraf seperti kejang dan penurunan kesadaran.

Gejala tersebut disertai dengan adanya riwayat kontak dengan hewan sakit atau mati mendadak.

Cara Penularan

Ada beberapa cara penularan flu burung, seperti:

  • Kontak langsung dengan sekret/tinja hewan yang terinfeksi.
  • Melalui percikan/droplet dari orang yang sakit.
  • Kontak dengan benda yang terkontaminasi virus Influenza.
  • Masa inkubasi yaitu 1 hingga 7 hari, dan rata-rata 3 hingga 5 hari.

Namun sampai saat ini, belum terbukti adanya penularan dari manusia ke manusia.

Baca Juga: Dana PKH Tahap 1 2023 Tak Cair ke KPM Ini Meski Terdaftar di DTKS Kemensos, Disalurkan Maret?

Pencegahan

Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari infeksi flu burung, yaitu:

  • Mencegah kontak langsung dengan unggas sakit atau mati mendadak.
  • Menggunakan APD (masker, sarung tangan, dan sepatu bots) saat membersihkan kandang unggas.
  • Cuci tangan di air mengalir dengan sabun/desinfektan sesudah kontak dengan unggas.
  • Mengkonsumsi ayam dan telur yang sudah dimasak sempurna.
  • Hindari kontak langsung (bersentuhan) dengan orang sakit yang memiliki riwayat kontak dengan unggas.
  • Para peternak dan pengelola unggas, selalu jaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan menggunakan sabun sebelum menyentuh daerah wajah, mata, mulut, dan hidung.
  • Terapkan etika batuk dan bersin, seperti menutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin, serta menggunakan tisu dan membuangnya dengan benar.

Itulah informasi terkait infeksi flu burung yang patut diwaspadai. Termasuk gejala, cara penularan, hingga upaya pencegahan yang dapat dilakukan.

Jika terdapat gejala yang mengarah pada infeksi flu burung seperti penjelasan di atas, segera lakukan pemeriksaan diri ke Fasilitas Kesehatan terdekat untuk penanganan lebih lanjut.***

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: Kemenkes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x