"Penyakit ini memang jarang ditemukan, namun mematikan. Meningitis merupakan peradangan pada meningen atau selaput otak," kata dr Attila Dewanti, Sp.A(K), dikutip Seputar Lampung dari Antara, Kamis, 8 April 2021.
Attila mengatakan Indonesia merupakan penyumbang kasus dan kematian tertinggi di Asia Tenggara akibat meningitis.
Menurutnya, dari berbagai macam penyebab meningitis, yang paling berbahaya adalah meningitis yang disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis.
"Meningitis yang disebabkan oleh bakteri tersebut dinamakan Invasive Meningococcal Disease atau disingkat IMD," kata dr Attila.
Jika ditangani tidak tepat, lanjut dia, 50 persen IMD bisa berakhir dengan kematian dan 5-10 persen kasus berakibat fatal walau sudah dilakukan terapi.
Pada masa epidemi, IMD sendiri lebih banyak menyerang anak-anak dan dewasa muda. Sedangkan saat nonepidemi, IMD lebih banyak menyerang anak-anak dari usia 3 bulan hingga 5 tahun.
Baca Juga: Pendaftaran Sekolah Kedinasan di Buka 9 April 2021, Berikut 8 Instansi yang Buka