SEPUTARLAMPUNG.COM – Pada 20 April 2023 akan ada Gerhana Matahari Hibrida, yang merupakan fenomena astronomi langka. Ini peringatan dosen ITB bagi yang ingin menyaksikannya. Simak dampaknya di sini.
Fenomena astronomi Gerhana Matahari ini disebut sebagai "hibrida" karena pada proses terjadinya akan ada peralihan dari annular menjadi total dan kembali ke annular pada titik-titik tertentu di lintasannya.
Gerhana Matahari Hibrida ini terakhir kali muncul pada 1807 dan akan muncul kembali pada 2042 mendatang. Sehingga kita sangat beruntung di tahun ini bisa menyaksikan fenomena alam langka di langit tersebut.
Dilansir Seputarlampung.com dari laman BMKG, Gerhana Matahari Hibrida terjadi saat matahari, bulan, dan bumi berada tepat segaris.
Sehingga di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil daripada piringan matahari, dan tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi sama dengan piringan matahari.
Akibatnya, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, Matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya, sedangkan di tempat tertentu lainnya, Matahari seakan-akan tertutupi Bulan.
Saat ada fenomena astronomi, banyak orang akan tertarik untuk menyaksikannya. Apalagi Gerhana Matahari Hibrida ini meruapakan momen yang langka.