Inilah yang membuat peristiwa Gerhana Matahari Hibrid terdiri dari dua tipe gerhana, yakni Gerhana Matahari Cincin dan Gerhana Matahari Total.
Gerhana Matahari Hibrida bisa disaksikan di beberapa wilayah yaitu Pulau Kisar, Pulau Maopora, Pulau Damar, Pulau Watubela, Kampung Antalisa (Fakfak), Randepandai, Roswar, Pulau Num, Wooi, Serui, dan Biak Kota.
Wilayah Indonesia yang akan mengalami fenomena astronomi langka Gerhana Matahari Hibrida secara total (GMT) adalah Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Gerhana Matahari Hibrida ini akan berlangsung selama 3 jam 5 menit mulai dari durasi kontak awal hingga akhir jika diamati dari Biak, dengan durasi fase tertutup total 58 detik.
Sedangkan jika diamati dari Jakarta, durasi dari kontak awal hingga akhir adalah 2 jam 37 menit. Namun persentase tertutupnya matahari hanya sebesar 39%.
Prediksi penampakan GMT 2023 ini akan terjadi pada pukul 12.20 WIT atau 10.20 WIB dan puncaknya ada pada pukul 13.57 WIT atau 11.57 WIB.
Dampak Gerhana Matahari Hibrida