Dan Indonesia tak mau hal ini terjadi padanya.
"Ekspor senjata Rusia juga menghadapi biaya yang signifikan karena pengenaan sanksi AS. Pada bulan Juni 2021, kepala FSMTC Dmitry Shugayev menyatakan bahwa Rusia'menghadapi tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menyaksikan bahwa mitranya (Indonesia) juga berada di bawah tekanan yang sangat serius.
Alih-alih menggunakan dolar, Rusia menyetujui sistem barter untuk kopi, kelapa sawit, dan komoditas lainnya sebagai imbalan bagi Su-35.
Indonesia meminta Pemerintahan Trump untuk mengesampingkan kemungkinan sanksi atas pesanan Su-35 (Indonesia).
Laporan media menyatakan Administrasi Trump menolak permintaan tersebut dan Indonesia memutuskan untuk tidak melanjutkan pembelian Su-35," lapor congress.gov.
Rusia sendiri menilai apa yang dilakukan AS merupakan tindakan tak sportif dalam bisnis senjata.
Memang dalam bisnis alutsista, tikung menikung ditambahi tindakan licik sah saja yang penting senjata laku dijual.
Penjualan alutsista negara barat kebanyakan dibumbui unsur kepentingan nasional negara produsen.
Jadi bukan cuma masalah kualitas saja namun lebih ke politis.