Perbedaan Hari Kesaktian Pancasila dan Hari Lahir Pancasila, Simak Ulasan Berikut Ini

- 1 Oktober 2021, 06:55 WIB
Perbedaan Hari Kesaktian Pancasila dan Hari Lahir Pancasila
Perbedaan Hari Kesaktian Pancasila dan Hari Lahir Pancasila /Instagram/@cerita.pancasila

Para pejuang pembela tanah air Indonesia bersatu menjunjung nilai-nilai Pancasila. Mereka berusaha mempertahankan Pancasila, agar tetap menjadi ideologi yang menjadi panduan hidup bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan.

Perjuangan itu pun akhirnya berhasil, dan pada 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Baca Juga: Ucapan dan Puisi Peringati Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober, Cocok Jadi Status WA, Facebook, dan Instagram

Sejarah Hari Kesaktian Pancasila

Dikutip dari kemdikbud.go.id, pada 1 Oktober 1965 silam telah terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap enam jenderal senior dan satu perwira muda TNI Angkatan Darat.

Tak hanya itu, banyak rakyat yang tidak bersalah pun dibunuh dalam upaya PKI menguasai Indonesia dan mengganti ideologi Pancasila dengan paham Komunis.

Enam jenderal senior dan satu perwira yang menjadi korban adalah:

  1. Letjen TNI Ahmad Yani: Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi
  2. Mayjen TNI Raden Suprapto: Deputi II Menteri/Panglima AD bidang Administrasi
  3. Mayjen TNI Mas Tirtodarmo: Deputi III Menteri/Panglima AD bidang Perencanaan dan Pembinaan
  4. Mayjen TNI Siswondo Parman: Asisten I Menteri/Panglima AD bidang Intelijen
  5. Brigjen Donald Isaac Panjaitan: Asisten IV Menteri/Panglima AD bidang Logistik
  6. Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo: Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat
  7. Jenderal TNI yang bernama Abdul Haris Nasution berhasil selamat dari pembunuhan. Namun, putrinya yang bernama Ade Irma Suryani Nasution dan ajudannya Lettu CZI Pierre Andreas Tendean tewas dalam peristiwa pembunuhan tersebut.

Baca Juga: Chord dan Lirik Wake Me Up When September Ends oleh Green Day, Lagu Sedih tentang Kehilangan Seorang Ayah

Para korban pun dibuang ke sebuah sumur tua di daerah Pondok Gede, Jakarta, yang kini dikenal dengan nama lubang buaya.

Jenazah korban kebiadaban PKi itu baru ditemukan pada 3 Oktober 1965.

Halaman:

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah