Pemerintah Dukung Dua Karya Anak Negeri Ini Segera Diproduksi Massal

- 8 Januari 2021, 09:30 WIB
MenristekBRIN Bambang Brodjonegoro saat menyerahkan cePAD kepada Menko PMK, Kamis, 7 Januari 2021
MenristekBRIN Bambang Brodjonegoro saat menyerahkan cePAD kepada Menko PMK, Kamis, 7 Januari 2021 /Humas Kemenristek

Cara penggunaannya adalah, orang yang yang diperiksa GeNose C19 harus mengembuskan napas ke tabung khusus. Selanjutnya, sensor-sensor dalam tabung itulah yang bekerja mendeteksi VOC.

Selanjutnya, data yang diperoleh akan diolah dengan bantuan kecerdasan buatan atau artificial intelligent. Hanya dalam kurun waktu 2 menit, alat tersebut akan menunjukkan seseorang positif atau negatif Covid-19.

Baca Juga: Kekerasan Rumah Tangga Meningkat Selama Pandemi, Sri Mulyani: Tenang, Akan Ada BLT Khusus IRT!

Tongkat akurasi alat ini diklaim mencapai 97%. Kendati demikian, Bambang Brodjonegoro menegaskan bahwa alat ini  merupakan alat screening Covid-19 dan bukan alat diagnosis seperti tes swab atau lebih dikenal tes polymerase chain reaction (PCR).

Oleh sebab itu, mereka yang sudah di-screening menggunakan GeNose C19, tetap harus melakukan tes PCR untuk memastikan apakah dia  positif corona atau tidak.

Alat ini juga sudah mengantongi Izin Edar KEMENKES RI pada 24 September 2020.

Sementara itu, Bambang melanjutkan,  Rapid Tes Berbasis Antigen CePAD karya Universitas Padjajaran, Bandung sudah mampu diproduksi sejumlah 500.000 unit per bulan.

Baca Juga: Ibu-ibu, Catat! Ini Cara Pintar Tumbuhkan Anak Tunas di Aglonema Anda Agar Cepat Beranak Pinak

Dia mengatakan, produk CePAD dapat diproduksi dalam jumlah yang lebih besar apabila pasar membutuhkan.

Oleh karena itu, dia menghimbau kepada para pihak  yang mempunyai kewenangan dalam melakukan tracing, untuk mendukung dan menggunakan kedua inovasi anak negeri ini.

Halaman:

Editor: Dzikri Abdi Setia

Sumber: Kemenristekbrin Kemenristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah