SEPUTAR LAMPUNG - Situasi Prancis terus memanas dalam beberapa minggu terakhir.
Bermula dari penyerangan yang menewaskan seorang guru sejarah, Samuel Paty, dan dilanjutkan dengan pernyataan kontroversial Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Sebagaimana diketahui, Macron menganggap bahwa penayangan karikatur Nabi Muhammad merupakan bagian dari kebebasan berekspresi.
Pernyataan ini dirasa telah menyakiti hati umat muslim yang berlanjut dengan aksi boikot sejumlah produk Prancis di beberapa negara.
Baca Juga: Cerita Jatuh Bangun Denny Sumargo, Raup Rp30 M, Sempat Rugi Bisnis Ternak Ayam
Kondisi Prancis sendiri dilaporkan kian mencekam usai sejumlah peristiwa penyerangan yang melukai bahkan memakan korban jiwa. Seperti penyerangan di Gereja Nice yang menewaskan tiga orang.
Tak pelak, partai sayap kanan menyerukan pengusiran dan moratorium imigrasi dari negara-negara tertentu yang mengadakan protes anti-Prancis.
Presiden Partai Barisan Nasional Prancis, Marine Le Pen menyebut serangan itu sebagai "tindakan perang" yang membutuhkan respons seperti perang. Pada rapat umum di Nice pada Kamis malam, para pendukungnya meneriakkan agar umat Islam “pulang”.
Artikel ini sebelumnya telah tayang di Lingkarmadiun.com dengan judul "Setelah Serangan Bertubi-tubi di Prancis, Partai Sayap Kanan Serukan Usir Imigran".