Lagi, 17 Orang Meninggal di Gaza Selatan Palestina Akibat Serangan Udara Penjajah Israel

- 6 Maret 2024, 08:10 WIB
Ilustrasi warga palestina./ig @pymmontreal
Ilustrasi warga palestina./ig @pymmontreal /

SEPUTARLAMPUNG.COM - Kelakuan penjajah Israel semakin brutal. Usai membunuh ratusan orang saat mengambil bantuan di bundaran Nabulsi di bagian barat Kota Gaza, penjajah Israel hari Selasa lalu kembali berulah dan membunuh 17 orang di kota Khan Younis, Gaza selatan.

Pembunuhan ini terjadi saat gencatan senjata antara Israel dan Hamas berakhir tanpa terobosan.

Sebuah rekaman penyelamatan memperlihatkan pertahanan sipil yang menarik orang-orang yang tewas dan terluka dari puing-puing sebuah rumah, termasuk seorang anak dengan darah di wajah.

Rumah sakit terdekat mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka telah menerima 17 jenazah dalam semalam.

Baca Juga: AWAS Dukung Zionis, Ini Daftar Kurma Israel yang Masuk Boikot, Merek Apa yang Dijual di Indonesia?

Dalam siarannya, penjajah Israel berdalih bahwa mereka melakukan serangan yang ditargetkan terhadap infrastruktur militan di Khan Younis ketika mencoba mengevakuasi warga mereka sendiri dari daerah tersebut.

Kematian terbaru ini membuat total korban jiwa warga Palestina dalam perang yang berlangsung hampir lima bulan itu menjadi 30.631 orang, di mana dua pertiganya adalah anak-anak dan wanita, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Sementara 72.000 orang lainnya mengalami luka-luka, seperti dilansir dari Euronews, pada Rabu, 6 Maret 2024.

Di sisi lain, Amerika Serikat dan Yordania kembali memberikan bantuan kemanusiaan melalui udara di Jalur Gaza utara, yang sebagian besar telah diisolasi oleh pasukan Israel selama berbulan-bulan.

Komando Pusat Amerika mengatakan pesawat C-130 Angkatan Udara menjatuhkan 36.800 makanan di Gaza utara pada hari Selasa, yang merupakan penerjunan udara kedua Amerika sejak hari Sabtu.

Baca Juga: Starbucks dan H&M Hentikan Operasi di Maroko, Dampak Boikot Akibat Aksi Israel?

Kelompok-kelompok pemberi bantuan mengatakan pengiriman bantuan melalui udara adalah tindakan terakhir yang mahal dan tidak dapat menggantikan pengiriman melalui darat.

Mereka menyerukan gencatan senjata kemanusiaan dan agar Israel membuka penyeberangan ke Gaza utara.

Hingga 300.000 warga Palestina diyakini masih tinggal di Gaza utara, target pertama serangan Israel setelah serangan Hamas pada 7 Oktober.

Penjajah Israel mencoba 'mengusir' penduduk dengan memerintahkan evakuasi.

Banyak di antara mereka yang kini bertahan hidup dengan memakan pakan ternak dan mencari makan di bangunan-bangunan yang telah dibongkar. PBB mengatakan seperempat dari 2,3 juta penduduk Gaza menderita kelaparan.

Meski penjajah Israel mengatakan tidak membatasi jumlah bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza. Namun kejadian di bundaran Nabulsi di bagian barat Kota Gaza yang menewaskan ratusan orang saat mengambil bantuan membuktikan sebaliknya.

Baca Juga: Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang Menjadi Serangan Pemboman Israel

Distribusi bantuan sangat terhambat oleh permusuhan yang terus berlanjut, sulitnya berkoordinasi dengan militer penjajah Israel dan rusaknya keamanan setelah serangan udara Israel mengusir pasukan polisi yang dikelola Hamas dari jalanan.

UNICEF mengatakan sedikitnya 10 anak meninggal di Gaza utara karena kekurangan gizi dan dehidrasi

Setidaknya 10 anak dilaporkan meninggal di Gaza utara yang terisolasi karena dehidrasi dan kekurangan gizi, kata UNICEF. ***

 

Editor: Dzikri Abdi Setia

Sumber: EuroNews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x