SEPUTAR LAMPUNG – Timor Leste kembali menjadi pembicaraan di jagad media usai berita hoaks yang beredar beberapa waktu yang menyatakan negara tersebut ingin kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.
Setelah ada klarifikasi baik dari pihak Indonesia maupun Timor Leste sendiri bahwa hal itu tidak benar, pemberitaan mengenai Timor Leste tak lantas meredup.
Seperti membuka kembali kenangan lama, sejumlah memori kedua negara terutama di awal-awal perpisahannya kembali menyeruak.
Salah satunya tentang bagaimana kondisi Timor Leste di awal kemerdekaannya.
Baca Juga: Ingin Budidaya Ikan Cupang? Begini Cara Membedakan Ikan Cupang Jantan dan Betina
Sebagaimana diberitakan oleh Zona Jakarta dalam artikel berjudul “Timor Leste Berdarah, Saat Militer Indonesia Siaga Penuh Karena Ramos Horta Hampir Mati Ditembak", tidak banyak yang tahu jika sebenarnya sesudah merdeka Timor Leste hampir saja ambruk.
Tepatnya tahun 2006-2008 kala itu kondisi Timor Leste kacau balau.
Penyebabnya tak lain dan tak bukan karena diskriminasi pemerintahan Timor Leste.
Timor Leste bagian barat selalu di anak tirikan oleh pemerintahan Dili.
Atas alasan inilah seorang Mayor dari angkatan perang Timor
Leste Falintil, Alfredo Reinado melakukan gerakan pemberontakan.