Awalnya Liz Truss berkomitmen untuk tetap menjabat dan terus berjuang memulihkan ekonomi Inggris yang tengah terpuruk.
Namun, tekadnya runtuh setelah menteri seniornya mengundurkan diri dan pemungutan suara House of Commons menjadi kacau ketika anggota partai memintanya untuk mundur.
“Namun saya mengakui, mengingat situasinya, saya tidak dapat menyampaikan mandat di mana saya dipilih oleh Partai Konservatif. Karena itu saya telah berbicara dengan Yang Mulia Raja untuk memberi tahu dia bahwa saya mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Konservatif,” kata Liz Truss, seperti dikutip dari Reuters.
“Pagi ini saya bertemu dengan ketua Komite 1922, Sir Graham Brady. Kami telah sepakat bahwa akan ada pemilihan kepemimpinan yang akan diselesaikan dalam minggu depan. Ini akan memastikan bahwa kami tetap berada di jalur untuk mewujudkan rencana fiskal kami dan menjaga stabilitas ekonomi dan keamanan nasional negara kami,” lanjutnya.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menegaskan bahwa AS dan Inggris adalah sekutu yang kuat dan abadi. Ia mengatakan aka tetap melanjutkan kerjasama meski kini ekonomi Inggris tengah bergejolak.
"Saya berterima kasih kepada Perdana Menteri Liz Truss atas kerja samanya dalam berbagai masalah, termasuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas perangnya melawan Ukraina," kata Biden.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengungkapkan kesedihannya setelah mendengar pengunduran diri Liz Truss.