SEPUTAR LAMPUNG - Kondisi Myanmar belum juga membaik, pasalnya Kudeta yang dilakukan oleh pihak Militer di Negeri Seribu Pagoda makin membuat rakyatnya menjadi memprihatinkan.
Baru-baru ini Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pengawas tahanan politik Myanmarmengabarkan bahwa sudah ratusan nyawa hilang sejak Kudeta Militer dilakukan pada awal bulan Februari 2021.
Seperti diketahui, Militer Myanmar melakukan 'kudeta' dengan menahan Aung San Suu Kyi, Presiden Terpilih melalui demokrasi tersebut pada Pemilu 2020 pada 1 Februari 2021.
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 di Bulan Ramadhan Boleh? Berikut Penjelasan MUI berserta Fatwanya
Militer beralasan bahwa kudeta itu dilakukan karena adanya indikasi kecurangan oleh Aung San Suu Kyi untuk memenangkan Pemilu 2020.
Massa di Myanmar terus menerus melakukan demonstrasi usai militer merebut kekuasan di negara Asia Tenggara tersebut.
Baru-baru ini, menurut laporan media setempat pada Selasa 16 Maret 2021, di tengah kekhawatiran pertumpahan darah yang semakin parah, ribuan warga berhamburan untuk menyelamatkan diri dari pinggiran kawasan industri bekas ibu kota Myanmar, setelah puluhan demonstran tewas di daerah tersebut dan junta menerapkan status darurat militer.