Picu 'Perang Opini' Para Ahli dan Protes dari Banyak Negara, Ini Alasan China Terapkan Tes Anal Covid-19

- 6 Maret 2021, 16:10 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. /PIXABAY/

SEPUTAR LAMPUNG - Bahasan mengenai China dan Covid-19 nampaknya masih terus menyita kontroversi.

Setelah beberapa waktu lalu menjadi sorotan ketika tim investigasi WHO didatangkan untuk menyelidiki asal muasal menyebarnya virus corona dari Wuhan ke berbagai belahan dunia, kali ini China kembali menjadi sorotan.

Tak hanya disorot, China bahkan juga menuai protes dari banyak negara. Di antaranya dari Jepang dan Amerika Serikat.

Protes dari beberapa negara ini terjadi karena kebijakan China yang mewajibkan wisatawan yang berkunjung ke beberapa kota di China untuk melakukan tes usap anal untuk Covid-19.

Dilansir dari Live Science melalui Galamedia, tindakan tersebut tentu saja memicu protes dari berbagai negara.

Baca Juga: Berbagi Hikmah Isra Mi'raj Melalui Ucapan dan Kalimat Inspiratif, 10 Ucapan ini Cocok Dibagi di Media Sosial

Pada Minggu ini, pejabat di Jepang mengeluh bahwa beberapa warga Jepang yang tiba di China telah menjalani tes tersebut, namun kemudian 'menyebabkan sakit psikologis yang hebat'.

Dan pada Februari lalu, beberapa diplomat Amerika Serikat (AS) juga mengatakan mereka diminta untuk mengikuti tes anal tersebut, dan memicu keluhan dari Departemen Luar Negeri AS.

"Departemen Luar Negeri tidak pernah menyetujui pengujian semacam ini dan memprotes langsung kepada Kementerian Luar Negeri ketika kami mengetahui bahwa beberapa staf menjadi sasarannya," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

Akan tetapi, pejabat China menyangkal bahwa diplomat AS telah diminta untuk menjalani tes anal.

Baca Juga: Hati-Hati! Situs Web Snack Video Resmi Diblokir Kominfo Karena Dianggap Berpotensi Merugikan Pengguna

Tidak diketahui berapa banyak wisatawan internasional yang diminta untuk melakukan tes anal, tetapi Kota Beijing dan Shanghai dilaporkan telah meminta tes untuk beberapa kedatangan ke kota tersebut.

Beberapa dokter China mengatakan tes dilakukan untuk menangkap pembawa virus yang mungkin tidak menunjukkan gejala, atau yang mengembangkan gejala ringan tetapi pulih dengan cepat. Itu karena virus corona baru dapat dideteksi dalam tinja lebih lama daripada di hidung dan tenggorokan.

"Beberapa pasien tanpa gejala atau mereka dengan gejala ringan pulih dengan cepat (dari Covid-19), dan mungkin tes tenggorokan tidak akan efektif untuk orang-orang ini," kata Li Tongzeng, seorang dokter penyakit menular di China.

Ia juga mengatakan para peneliti telah menunjukkan bahwa untuk beberapa orang yang terinfeksi, durasi waktu hasil nukleat positif bertahan lebih lama pada tes kotoran dan usap anal mereka (sampel) dibandingkan pada saluran pernapasan bagian atas.

Baca Juga: 8 Tanda-Tanda Seseorang Sudah Siap Menikah, di Antaranya Bertanggung Jawab dan Punya Tujuan Hidup

Oleh karena itu, menambahkan tes usap anal dapat meningkatkan tingkat deteksi positif dari yang terinfeksi, mengacu pada apa yang disebut tes diagnostik polymerase chain reaction (PCR) untuk virus tersebut.Beberapa warga negara China juga diharuskan melakukan tes anal untuk Covid-19.

Pada Januari lalu, lebih dari 1.000 siswa dan guru di sebuah distrik sekolah di Beijing menerima tes usap dubur, serta tes usap hidung, untuk Covid-19 setelah seorang siswa berusia 9 tahun di distrik tersebut dinyatakan positif.

Tes tersebut telah menjadi kontroversi di antara para ahli, bahkan di China. Yang Zhanqiu, wakil direktur departemen biologi patogen di Universitas Wuhan, mengatakan kepada surat kabar China, Global Times pada Januari bahwa tes hidung dan tenggorokan masih lebih efektif daripada tes anal. Karena virus diketahui menyebar melalui tetesan pernapasan, bukan melalui feses.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Galamedia dengan judul "Diprotes Berbagai Negara, Ini Alasan China Minta Tes Anal Covid-19 pada Wisatawan".

Jika tujuan dari tes ini adalah untuk mencegah orang yang terinfeksi menyebarkan virus, maka tes hidung atau tenggorokan akan bekerja paling baik.

"Ada kasus tentang tes virus corona positif pada kotoran pasien, tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa itu ditularkan melalui sistem pencernaan seseorang," kata Yang.

Para ahli di luar China juga mempertanyakan praktik tersebut, karena mereka yang dites positif Covid-19 pada tes anal. Seharusnya dilakukan pada tes hidung atau tenggorokan yang kemungkinan tidak akan sangat menular.***(Endit Sahdita/Galamedia)

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah