Pakai Cara 'Ekstrim', Tes Usap Anal Covid-19 di China Dikritik Jepang dan AS karena Sebabkan Luka Psikologis

- 2 Maret 2021, 10:00 WIB
Ilustrasi virus corona.
Ilustrasi virus corona. /Pixabay

SEPUTAR LAMPUNG - Pengetesan apakah seseorang terpapar Covid-19 merupakan salah satu upaya yang banyak digalakkan di berbagai penjuru dunia untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.

Selain dilakukan pada mereka yang memiliki gejala mengarah pada Covid-19, atau mereka yang berisiko tinggi tertular, pemeriksaan juga dilakukan pada mereka karena sejumlah alasan. Misalnya akan bepergian.

Tes ini dilakukan melalui beberapa cara. Di Indonesia misalnya, jenis tes yang lumrah digunakan adalah RT-PCR atau Tes Swab, Swab Antigen, CLIA, dan Rapid Test Antibody.

Sejumlah tes ini sudah cukup membuat masyarakat agak ngeri. Pasalnya, selain harganya yang lumayan jika melakukannya atas inisiatif sendiri, prosedur yang dilakukan juga cukup rumit dan menakutkan bagi sebagian orang.

Baca Juga: Jangan Mencoba Jadi Pelakor, Ini Hukum Menurut Islam, Termasuk Dalam Golongan Berikut

Rupanya, selain tes melalui hidung dan mulut atau dengan sampel darah, ada prosedur pemeriksaan yang lebih 'ekstrim'.

Ini terjadi di China, yakni dengan tes usap anal yang berhasil memancing protes dari negara-negara lain. 

Dikutip dari ANTARA pada Selasa, 2 Maret 2021, pemerintah Jepang melayangkan permintaan kepada Beijing untuk menghentikan tes usap anal dalam rangka mendeteksi keberadaan virus corona yang dilakukan kepada warga negaranya.

Pemerintah Jepang melayangkan permintaan ini karena tes usap anal dianggap dapat menyebabkan luka psikologis pada orang yang diambil sampelnya.

Halaman:

Editor: Ririn Handayani

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah