Diklaim Efisien dan Terjangkau untuk Negara Berkembang, Harga Vaksin AstraZeneca Hanya Rp35.000

- 24 November 2020, 10:05 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. /Pixabay/


SEPUTAR LAMPUNG - Upaya untuk menemukan vaksin Covid-19 dilakukan oleh banyak lembaga dan negara.

Selain berpacu denga waktu, para pembuat vaksin juga berpacu dalam hal efisiensi dan efektivitas vaksin itu sendiri.

Sejumlah lembaga telah merilis keunggulan dan kisaran harga dari vaksin yang mereka hasilkan.

Sejauh ini, untuk harga, kisaran harga vaksin yang diumumkan rata-rata berada di kisaran harga ratusan ribu rupiah. Termasuk vaksin Sinovac buatan China.

Baca Juga: Untuk Pertama Kali, Paus Fransiskus Menyebut Muslim Uighur 'Dianiaya'

Kabar baik baru saja dipublikasikan oleh produsen farmasi AstraZeneca yang mengklaim bahwa uji coba tahap akhir mereka menunjukkan vaksin Covid-19 ciptaannya efektif hingga 90 persen pada Senin 23 November 2020.

AstraZeneca adalah perusahaan obat besar ketiga yang melaporkan data tahap akhir untuk vaksin Covid-19 potensial.

Selain itu vaksin ini memicu prospek produk yang relatif murah dan mudah disimpan, sehingga berpotensi menjadi vaksin pilihan bagi negara-negara berkembang.

Hasil ini berdasarkan pada analisis sementara dari hasil uji coba di Inggris dan Brasil dari vaksin Covid-19 yang dikembangkan Universitas Oxford dan diproduksi oleh AstraZeneca.

Saat uji coba dilakukan, tak ada laporan pasien yang memerlukan perawatan rumah sakit atau gejala akut dari penerima vaksin Covid-19 ini.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran-rakyat.com dengan judul "Kabar Baik, Vaksin Covid-19 AstraZeneca Diklaim 90 Persen Efektif, Harganya Cuma Rp35.000".

Tidak seperti yang lain, vaksin Oxford-AstraZeneca tidak harus disimpan pada suhu dingin dalam freezer, sehingga berpotensi lebih mudah didistribusikan, terutama di negara-negara berkembang.

"Karena dapat disimpan pada suhu lemari es, vaksin ini dapat didistribusikan ke seluruh dunia menggunakan sistem distribusi imunisasi normal. Dan tujuan kami untuk memastikan bahwa kami memiliki vaksin yang dapat diakses di mana-mana, saya pikir kami benar-benar berhasil melakukan itu,” ujar dr Andrew Pollard, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Apnews.

Vaksin AstraZeneca dapat disimpan pada 2 derajat hingga 8 derajat Celcius atau 36 derajat hingga 46 derajat Fahrenheit. Berbeda dengan produk vaksin Pfizer dan Moderna yang harus disimpan pada suhu freezer.

Baca Juga: Guru adalah Profesi Surga: Ilmu yang Diajarkan Bisa Jadi Amal Jariyah yang Tak Terputus Pahalanya

Pada vaksin Pfizer misalnya, vaksin harus disimpan pada suhu sangat dingin sekitar minus 70 derajat Celcius (minus 94 Fahrenheit).

AstraZeneca, yang telah berjanji tidak akan menghasilkan keuntungan pada vaksin selama pandemi, telah mencapai kesepakatan dengan pemerintah dan organisasi kesehatan internasional yang menempatkan biayanya sekitar 2,5 dollar AS per dosis atau setara dengan Rp35.000.

Vaksin Pfizer berharga sekitar 20 dollar AS atau Rp 284.000, sementara Moderna dengan harga 15-25 dollar AS atau setara dengan Rp213.000 - Rp356.000, berdasarkan perjanjian yang telah dibuat perusahaan untuk memasok vaksin mereka kepada pemerintah AS.

Ketiga vaksin harus disetujui oleh regulator sebelum dapat didistribusikan secara luas.

Baca Juga: Wow, Viral Lamaran Mewah di Luwu Utara, Uang Panai Mencapai Rp300 Juta

Peneliti Oxford dan AstraZeneca menekankan mereka tidak bersaing dengan proyek lain dan mengatakan beberapa vaksin akan diperlukan untuk mencapai cukup populasi dunia untuk mengakhiri pandemi.

AstraZeneca mengatakan akan segera mengajukan persetujuan awal vaksin jika memungkinkan, dan mencari daftar penggunaan darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sehingga dapat membuat vaksin tersedia di negara-negara berpenghasilan rendah.

Vaksin ini menggunakan versi yang melemah dari virus flu biasa yang dikombinasikan dengan bahan genetik untuk protein lonjakan karakteristik virus yang menyebabkan Covid-19.

Setelah vaksinasi, protein lonjakan prima sistem kekebalan tubuh siap menyerang virus jika nantinya menginfeksi tubuh.***(Kannia Nur Haida Komara/Pikiran Rakyat)

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x