SEPUTARLAMPUNG.COM – Apakah perbedaan Hari Ayah Nasional 12 November dan Hari Ayah Sedunia 19 Juni? Simak penjelasan dan sejarah singkatnya di sini.
Hari Ayah Nasional tahun ini jatuh pada Sabtu, 12 November 2022. Sedangkan Hari Ayah Sedunia sudah diperingati pada 19 Juni 2022 lalu.
Meskipun sama-sama diperingati sebagai apresiasi akan sosok ayah, Hari Ayah Nasional 12 November dan Hari Ayah Sedunia 19 Juni memiliki sejarah yang berbeda.
Sejarah Hari Ayah Sedunia
Melansir situs LiveScience, Hari Ayah Sedunia diawali dengan kisah pada Mei 1909, di mana seorang anak bernama Sonora Smart Dodd mendengarkan pidato Hari Ibu di Gereja.
Melihat itu, ia pun ingin ada peringatan hari spesial untuk Ayahnya, William Jackson Smart. Sejak ibunya meninggal saat melahirkan, sang ayah yang hanya seorang veteran Perang Sipil yang mengurus Dodd beserta lima saudara lainnya.
Awalnya, Dodd ingin merayakan Hari Ayah Sedunia pada 5 Juni sesuai dengan ulang tahun ayahnya. Ia bahkan mengajukan petisi agar hari tersebut diakui di kotanya dan menjadi hari libur.
Namun usaha Dodd tidak mudah, butuh proses lama untuk mewujudkannya. Akhirnya, Hari Ayah Sedunia pertama kali dirayakan pada 19 Juni 1910 menurut Konvensi Regional Spokane dan Biro Pengunjung.
Saat peringatan pertama itu sejumlah anak perempuan memberikan bunga mawar kepada ayah mereka selama kebaktian Gereja. Mawar merah diberikan sebagai apresiasi kepada ayah mereka yang masih hidup dan mawar putih untuk ayah mereka yang sudah meninggal.
Kemudian, Presiden Amerika Serikat Lyndon Johnson mengeluarkan Proklamasi Presiden pertama untuk mengapresiasi Hari Ayah pada 1966.
Peresmian hari libur peringatan Hari Ayah Sedunia baru diwujudkan oleh Presiden Richard Nixon pada 1972. Ia menandatangani Undang-Undang Publik yang menjadikan Hari Ayah Sedunia sebagai hari libur.
Baca Juga: Kunci Jawaban IPA Kelas 10 SMA Halaman 35 Aktivitas 2.1 Kurikulum Merdeka
Sejarah Hari Ayah Nasional
Melansir situs Sahabat Keluarga Kemendikbud, deklarasi peringatan Hari Ayah pertama kali berlangsung di Solo pada 2016.
Hari Ayah lahir atas prakarsa paguyuban Satu Hati, lintas agama dan budaya yang bernama Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP).
Pada 2014, PPIP mengadakan peringatan Hari Ibu di Solo dengan cara mengadakan Sayembara Menulis Surat untuk Ibu.
Beberapa surat terbaik dibacakan oleh peserta yang terdiri dari anak-anak usia SD, SMP, SMA, Mahasiswa, serta umum.
Usai acara, panitia penyelenggara dibuat terkejut dengan pertanyaan para peserta, ”Kapan diadakan Sayembara Menulis Surat untuk Ayah? Kapan Peringatan Hari Ayah? Kami pasti ikut lagi.”
Pertanyaan tersebut menggugah hati untuk mencari tahu kapan Hari Ayah diperingati di Indonesia. PPIP berusaha mencari informasi tentang hari ayah, hingga audiensi ke DPRD kota Surakarta.
Namun ketika itu, PPIP tak mendapatkan jawaban memuaskan. Hingga akhirnya, setelah melalui kajian yang cukup panjang, Perkumpulan itu menggelar deklarasi Hari Ayah untuk Indonesia dan menetapkan tanggal 12 November sebagai Peringatan Hari Ayah Nasional.
Deklarasi tersebut digabung dengan hari kesehatan dengan mengambil semboyan “Semoga Bapak Bijak, Ayah Sehat, Papah Jaya”. Pada hari dan jam yang sama, deklarasi Hari Ayah juga dilakukan di Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Dalam deklarasi itu juga diluncurkan buku Kenangan untuk Ayah yang berisi 100 surat anak Nusantara yang diseleksi dari Sayembara Menulis Surat untuk Ayah.
Usai deklarasi, mereka mengirimkan buku tersebut dan piagam deklarasi Hari Ayah kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta bupati di 4 penjuru Indonesia yakni Sabang, Merauke, Sangir Talaud dan Pulau Rote.
Setelah itulah baru setiap tanggal 12 November ditetapkan sebagai Hari Ayah Nasional.
Demikian perbedaan Hari Ayah Nasional 12 November dan Hari Ayah Sedunia 19 Juni serta sejarah singkat keduanya.***