SEPUTARLAMPUNG.COM – Saat ini, seringkali kita dengar mengenai hubungan pasangan yang tidak sehat atau dikenal dengan toxic relationship.
Kendati demikian, masih banyak yang tetap bertahan dalam hubungan itu. Bahkan membuat berbagai alasan untuk mewajarkan hubungannya.
Namun, apa sebenarnya toxic relationship? Dilansir dari verywellmind.com, Elizabeth Scott, seorang pakar dalam manajemen stress dan konseling keluarga menjelaskan tentang apa itu yang dimaksud dengan toxic relationship.
Toxic relationship yang berarti hubungan beracun pada dasarnya merupakan hubungan dimana pasangan tidak merasakan dukungan satu sama lain, sering salah paham, direndahkan, ataupun diserang baik secara mental maupun fisik. Hubungan ini akan membuat pasangan merasa lebih buruk seiring berjalannya waktu dan menjadi racun pada hubungan.
Ada beberapa tanda yang mungkin dapat menjaid pertanda apabila kamu berada dalam toxic relationship.
Kamu memberi lebih dari yang seharusnya kamu dapatkan, membuatmu merasa terkuras dan tidak dihargai.
- Kamu selalu merasa tidak dihargai atau kebutuhanmu tidak terpenuhi.
- Kamu merasa harga dirimu menurun seiring waktu.
- Kamu merasa tidak didukung, tidak dipahami, direndahkan, atau diserang,
- Kamu merasa tertekan, marahm atau lelah setelah berbicara atau bersam orang lain.
- Kamu mengeluarkan sisi yang paling buruk satu sama lain. Misalnya, muncul sifat kompetitif berbasis dendam terhadap orang lain yang tidak baik bagi kamu.
- Kamu tidak menjadi pribadi yang lebih baik di sekitar orang lain. Misalnya sering menunjukkan sisi sinis dari dirimu atau mengeluarkan sifat buruk yang sebelumnya tidak kamu miliki.
- Kamu menghabiskan banyak waktu dan kekuatan emosional untuk mencoba menghibur pasanganmu.
- Kamu selalu disalahkan. Pasanganmu membalikkan keadaan seolah kamu yang melakukan kesalahan.
Dalam menentukan apakah hubungan termasuk toxic relationship ataukah tidak, penting untuk memperhatikan perilaku mana yang paling sering muncul dalam hubungan tersebut.