Hal itu dapat menyebabkan sejumlah komplikasi seperti kulit menjadi kering, iritasi, bahkan gatal.
"Kulit kering dan pecah-pecah memungkinkan bakteri dan alergen menembus penghalang yang seharusnya disediakan oleh kulit, memungkinkan terjadinya infeksi kulit dan reaksi alergi." Ujarnya lagi.
Terlebih lagi, penggunaan sabun antibakteri sebenarnya dapat membunuh bakteri normal pada kulit.
“Ini (sabun antibakteri) mengganggu keseimbangan mikroorganisme pada kulit dan mendorong munculnya organisme yang lebih keras dan kurang ramah yang lebih resisten terhadap antibiotik," imbuhnya.
Hal itu sama dengan artikel yang diterbitkan dalam jurnal Emerging Infectious Diseases meninjau bukti hubungan antara kebersihan kulit dan infeksi pada integritas kulit.
Pada jurnal tersebut dijelaskan bahwa penggunaan produk antimikroba yang meluas telah memicu kekhawatiran tentang munculnya resistensi terhadap antiseptik.
Selain itu, juga dapat memicu kerusakan pada pelindung kulit yang terkait dengan seringnya menggunakan sabun anti bakteri.