SEPUTAR LAMPUNG - Ibadah puasa Ramadhan 1442 H/2021 masih dibayang-bayangi dengan penularan virus corona atau covid-19.
Virus yang dapat merusak sistem pernafasan ini memang sudah menjangkiti ratusan juta jiwa di muka bumi.
Bahkan sampai saat ini virus Covid-19 belum ditemukan obatnya.
Jelas, sama seperti tahun lalu, banyak orang yang menjalani ibadah puasa Ramadhan dengan perasaan khawatir karena takut tertular 'musuh' tak kasat mata ini.
Sejauh ini, pandemi telah menghentikan banyak upacara keagamaan. Karena Ramadhan melibatkan kunjungan ke masjid dan salat berjamaah, semuanya ditangguhkan dan tempat suci ditutup untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Selama Ramadhan, ritual khusus yang diikuti oleh umat Islam seperti larangan makan, merokok dan minum di siang hari sambil buka puasa menjelang malam hari.
Karena jumlah makanan dan pola makan mereka berubah total, itu dapat menimbulkan beberapa masalah kesehatan potensial dengan infeksi COVID-19 di sekitar.
Atas kesepakatan ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan protokol tertentu yang dapat membantu orang yang berpuasa untuk mencegah penyebaran infeksi.
Umat Muslim harus berpuasa dari fajar hingga senja selama sebulan penuh Ramadhan. Ini dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti dehidrasi kronis.
Suhu di siang hari relatif panas dan jika puasa tanpa air diikuti dalam waktu yang lebih lama, dapat menyebabkan dehidrasi yang menyebabkan sakit kepala, sembelit, kehilangan energi, kejang, infeksi saluran kemih, dan batu ginjal.
Meskipun beberapa penelitian mengatakan bahwa puasa Ramadhan cukup aman untuk orang dewasa normal yang sehat, puasa dapat berbahaya bagi orang dengan sistem kekebalan yang lemah dan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti stroke atau diabetes.
Menurut hukum Islam, orang tua atau orang dengan kondisi medis tertentu dibebaskan dari puasa.
Baca Juga: Profil Lengkap dan Perjalanan Karier Arya Saloka, Penggemar Mas Aldebaran Ikatan Cinta Wajib Tahu!
Jika orang mengikuti ini dan membuat keputusan untuk 'tidak berpuasa' dengan mempertimbangkan kesehatan mereka, itu tidak akan menimbulkan ancaman apa pun sementara jika mereka melakukan yang sebaliknya, mereka dapat menjadi rentan terhadap COVID-19 dan membahayakan kesehatan mereka.
Pembatalan semua pertemuan keagamaan harus dipertimbangkan dengan ketat karena COVID-19 menyebar terutama melalui interaksi antar manusia.
Jika memungkinkan, pemerintah sebaiknya menggunakan sarana virtual seperti televisi, radio, atau media sosial sebagai alternatif untuk menyatukan dan menjaga semangat masyarakat.
Baca Juga: Apa Saja Fakta dan Manfaat Buah Kurma yang Disebut dalam Al Quran Surat Maryam ayat 25 dan Hadis?
Baca Juga: Manfaat Berbuka Puasa dengan Air Hangat, Khasiatnya Ternyata Sangat Luar Biasa untuk Kesehatan
Jika pertemuan diperbolehkan di wilayah tertentu, itu harus dilakukan dengan tindakan yang tepat untuk mengurangi risiko COVID-19, dengan jarak sosial menjadi yang terpenting.
Adakan pertemuan yang lebih kecil daripada pertemuan besar. Juga, catat semua peserta jika ditemukan positif COVID-19 setelahnya.
Karena tidak ada penelitian yang ditemukan mengenai risiko COVID-19 dan puasa, orang dewasa yang sehat dapat mempertimbangkan untuk berpuasa sementara orang dengan kondisi medis, mereka yang sembuh dari COVID-19 atau masih positif terinfeksi, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokternya terlebih dahulu.
Dilansir dari Kabar Besuki dalam artikel "Ramadhan dan Covid-19 Masih Berdampingan, Tips Jitu Jalani Puasa Saat Pandemi", berikut 4 tips agar tetap bugar jalani puasa;
Diet Sehat: Orang harus makan berbagai makanan sehat sehingga tubuh mereka mendapatkan semua vitamin dan mineral yang dibutuhkan. Jangan lewatkan air dan minumlah yang banyak. Selain itu, hindari konsumsi teh, kopi atau makanan manis yang berlebihan.
Tetap aktif: Lakukan latihan atau meditasi sederhana di siang hari untuk menjaga kesehatan dan menjaga kekebalan yang baik. Mendorong gaya hidup sehat untuk menghadapi masa puasa.
Baca Juga: Terminal Rajabasa Bandarlampung Bakal Tes GeNose Secara Acak Pelaku Perjalanan
Penggunaan nikotin: Sesuai dengan WHO, perokok lebih rentan terhadap COVID-19 karena sistem kekebalan mereka sudah terganggu. Usahakan untuk menghindari merokok karena dapat memperburuk kondisi Anda saat berpuasa. Bahkan jika Anda merokok, hindari berbagi karena kemungkinan penyebaran infeksi tinggi.
Mempromosikan kesehatan mental: Doa Ramadhan memiliki tujuan yang lebih besar. Ini membantu dalam mengobati dan mencegah masalah psikologis seperti stres dan kecemasan. Terlepas dari semua batasan, yakinkan perawatan mental Anda melalui doa dan perhatian, semuanya dari jarak yang sehat.***(Dewantara Novian Bayu Artha/Kabar Besuki)