Peringati Hari Gunung Internasional, Kenali 6 Bahaya Erupsi Gunung dan Cara Mengatasinya

9 Desember 2020, 14:30 WIB
Bahaya erupsi gunung berapi. /pexels.com/Archie Binamira

SEPUTAR LAMPUNG – Memasuki bulan terakhir di 2020, ada banyak hari besar yang bisa dirayakan. Salah satunya adalah Hari Gunung Internasional (International Mountain Day) yang diperingati setiap 11 Desember.

Hari Gunung Internasional ditetapkan untuk menciptakan kesadaran tentang pentingnya gunung bagi kehidupan, melihat peluang dan kendala dalam pengembangan gunung, dan untuk membangun aliansi yang akan membawa perubahan positif bagi masyarakat dan lingkungan pegunungan di seluruh dunia.

Baca Juga: Sinopsis Drama Korea 'Cheat On Me If You Can', Penulis Novel Thriller yang Diselingkuhi Suaminya

Indonesia punya 127 Gunung Api Aktif 

Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki gunung aktif terbanyak di dunia. Tercatat ada 127 gunung api aktif yang berpotensi erupsi.

Letak geografis yang dilingkari ring of fire, wajar jika bencana alam gunung meletus sering terjadi di Indonesia.

Memiliki banyak gunung aktif memang menjadi keindahan dan daya tarik tersendiri, bahkan tak jarang gunung aktif di Indonesia dijadikan sebagai tempat wisata yang selalu ramai dikunjungi.

Untuk itu, menjaga kebersihan dan keseimbangan ekosistem gunung adalah upaya yang harus dilakukan masyarakat untuk melestarikan keindahan gunung-gunung di Indonesia.

Baca Juga: Tiga Juta Dosis Vaksin Covid-19 Akan Diberikan pada Nakes Berisiko Tinggi di 7 Provinsi Ini

6 Ancaman Bahaya Erupsi Gunung Api

Masyarakat yang menetap di sekitar gunung berapi aktif juga harus selalu waspada dan mengenali bahaya apabila terjadi erupsi sewaktu-waktu.

Untuk memeringati Hari Gunung Internasional 11 Desember 2020, mari kenali 6 bahaya erupsi gunung dan cara mengatasinya, seperti dilansir Seputar Lampung dari Instagram @bnpb_indonesia, 27 November lalu.

Baca Juga: Dari Dunia Hiburan ke Panggung Politik: Ini 7 Artis yang Ikut Pilkada, Ada Iyeth dan Sahrul Gunawan

  1. Awan Panas

Bahaya erupsi gunung api yang pertama adalah awan panas. Awan panas merupakan aliran material vulkanik panas yang terdiri dari bantuan lava massif dan butiran klastik.

Suhu material bisa mencapai 300-700 derajat Celcius. Dan kecepatan awan panas lebih dari 70 kilometer per jam.

  1. Lontaran Material (pijar)

Pijar terjadi ketika letusan magmatic berlangsung. Suhunya mencapai 200 derajat Celcius. Dengan diameter lebih dari 10 cm dan daya lontar hingga ratusan kilometer.

Baca Juga: Terungkap, Ini Kelompok Prioritas Berisiko Tinggi yang Mendapat Jatah 3 Juta Dosis Vaksin Covid-19

  1. Gas Beracun

Gas beracun dalah gas vulkanik yang dapat mematikan apabila terhirup. Gas tersebut antara lain CO2, S02, Rn, H2 S, HCI, HF, dan H2 S04.

  1. Lahar Letusan

Lahar letusan terjadi pada gunung berapi yang berkawah. Keluarnya lahar bersamaan dengan terjadinya letusan.

Air bercampur material lepas gunung berapi mengalir dan menjadi banjir lahar.

  1. Aliran Lava

Lava adalah magma yang meleleh ke permukaan bumi melalui rekahan. Suhu lava bisa mencapai lebih dari 10.000 derajat Celcius dan bisa merusak segala bentuk infrastruktur.

Baca Juga: Pendaftaran BLT UMKM di Banyak Daerah Membeludak, di Wilayah ini Kuotanya Justru Belum Terpenuhi

  1. Hujan Abu

Hujan abu adalah material abu halus yang bergerak sesuai arah angin. Hujan abu bisa berbahaya apabila terhirup dan mengenai mata.

Untuk mengatasi ancaman bahaya dari erupsi gunung api, masyarakat dihimbau untuk menjauhi gunung api hingga radius yang aman.

Selalu pakai masker dan hindari keluar rumah agar terhindar dari gas dan hujan abu.

***

Editor: Dzikri Abdi Setia

Tags

Terkini

Terpopuler