Network
SEPUTAR LAMPUNG - Jika bicara terkait budidaya belut, biasanya orang akan langsung teringat pada media lumpur.
Pasalnya hewan yang berbadan licin ini memang kebanyakan tumbuh di tempat yang berlumpur.
Meskipun terlihat 'menjijikkan' belut merupakan salah satu jenis ikan yang aman dan kaya manfaat untuk dikonsumsi.
Menurut Kementerian Kesehatan, satu ekor belut memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, diantaranya kalori 303 kkal, protein 18,4 gram, kalsium 20 miligram, lemak 27 gram, dan sebagainya.
Tak hanya itu, nilai ekonomi dari membudidayakan Belut juga lumayan besar.
Dilansir dari berbagai sumber, harga jual Belut per kilogram (Kg) mencapai Rp40.000. Sedangkan, jika Anda melakukan 1 Kg pembibitan Belut, Anda dapat menghasilkan sekitar 500 ekor Belut.
Nah, biasanya, dalam 1 Kg Belut yang dijual di pasaran itu bBaca Juga: Bun Jangan Asal Beli, Ini 5 Trik Jitu Buat Membedakan Emas Asli atau Palsu, Nomor 5 Paling Gampang!erisikan sekitar 8 ekor Belut.
Tinggal dihitung 500:8, maka hasil panen Anda sekitar 62,5 Kg. Artinya, satu kali panen Anda akan cuan sebesar Rp2,5 Juta.
Baca Juga: Hot Daddy, Sering Pulang Dini Hari, Arya Saloka Tetap Bangun Pagi Demi Quality Time Bareng Anak
Tak harus di media lumpur, budidaya belut ternyata dapat juga dilakukan di media air bersih tanpa lumpur.
Keuntungan budidaya belut di air bersih salah satunya adalah pertumbuhan dapat selalu terkontrol sehingga target produksi bisa lebih realistis.
Selain itu, untuk jumlah penebaran bibit belut di air bersih bisa lebih besar hingga mencapai 10-30 kali lipat dibanding dengan penebaran benih di media lumpur.
Dilansir dari Ringtimes Banyuwangi dalam artikel '4 Kelebihan Budidaya Belut di Air Bersih, Bisa Sebagai Peluang Usaha', berikut kelebihan budidaya belut di air bersih;
Baca Juga: Bun Jangan Asal Beli, Ini 5 Trik Jitu Buat Membedakan Emas Asli atau Palsu, Nomor 5 Paling Gampang!
1. Mudah Dalam Pengontrolan
Belut mudah dikontrol pada saat proses pembesaran, misalnya belut yang terlihat sakit atau mati akan mudah terlihat di air bersih sehingga bisa segera diambil dari kolam budidaya.
2. Jumlah Padat Tebar Benih Belut Lebih Banyak
Budidaya belut di air bersih juga dapat meningkatkan jumlah belut yang dibesarkan di kolam hingga mencapai 30 kali lipat per meter persegi dibanding budidaya belut di media lumpur.
Menggunakan lahan yang berukuran satu meter persegi dapat ditebar benih belut sekitar 30 kg, sedangkan di media lumpur penebaran benih untuk ukuran satu meter per segi hanya dapat ditebar sekitar 1 kg-1,5 kg.
Baca Juga: Wajib Tahu, Berikut Kode Alam Sebelum Tsunami Menerjang, Perhatikan Arah Burung Terbang!
3. Meminimalkan Angka Kanibalisme
Jika belut yang dibesarkan di dalam air yang berlumpur, terutama belut jantan atau belut yang sudah mencapai umur 6-8 bulan, akan lebih memiliki sifat yang liar dan merasa berkuasa di tempat habitatnya.
Dan jika hidupnya merasa terganggu dengan hewan lain maka belut tersebut akan saling menyerang.
Sedangkan belut yang dipelihara di media air bersih tanpa lumpur, justru akan membuat belut satu dengan yang lainnya akan saling membutuhkan.
Baca Juga: Asyik, Kim Jung Hyun 'Cheoljong' Bakal Nyanyiin OST Mr.Queen, Liriknya Ditulis Sendiri Lho!
4. Lebih Efisien dan Efektif
Belut biasanya selalu bersembunyi di dalam lumpur yang berair, namun terkadang jika ada lubang dan masih ada belutnya di situ pasti akan ada air yang bersih.
Artinya belut memang harus hidup di air bersih, dan tanpa lumpur pun masih bisa hidup dan berkembang.
Budidaya belut di air bersih memungkinkan para pembudidaya tidak akan merasa susah karena harus mencari jerami, gedebong pisang ataupun lumpur sebagai media.
Kelebihan budidaya belut di air bersih juga akan menghemat lahan karena dalam pembuatan kolam dengan media air bersih bisa disusun menjadi tiga tingkat atau lebih.
Baca Juga: Pajak Mobil Baru 0 Persen Per Maret 2021: Harga Baru Mobil SUV Toyota Terjun Bebas?
Dalam pemberian pakan di media air bersih juga tidak cuma-cuma, karena saat pakan ditebar, belut akan langsung melihat dan memangsanya.***(Karimul Huda/Ringtimes Banyuwangi)
