Untuk jalur prestasi hanya akan menyeleksi 50 persen nilai rata-rata rapor dan 50 persen sisanya diukur dari komponen minat dan bakat.
Lalu, untuk tes mandiri PTN dipastikan tak akan menguji tes mata pelajaran. Pemerintah akan mengatur agar seleksi mandiri dilakukan secara transparan dan ada beberapa hal lainnya yang akan dilakukan PTN sebelum dan sesudah seleksi mandiri.
Dalam penerapannya nanti, Nadiem mangatakan tidak ada pembedaan jurusan IPA dan IPS dalam seleksi masuk PTN dengan harapan siswa akan sadar jika semua mata pelajaran itu penting, dan mereka tetap bisa mengejar prestasi sesuai dengan minat dan bakatnya.
"Nantinya peserta didik diharapkan agar menyadari bahwa semua mata pelajaran adalah penting dan agar mereka membangun prestasi sesuai minat dan bakat," tutur Nadiem.
Selain itu, Nadiem mengatakan, jika tes ujian SBMPTN sebelumnya dapat membebani siswa karena harus belajar banyak mata pelajaran. Siswa tidak hanya disibukkan belajar di sekolah, tetapi juga mencari tempat bimbingan dengan biaya yang tidak murah.
Baca Juga: Waktu Tidur Siang yang Bagus Jam Berapa? Simak Penjelasan dr. Zaidul Akbar Berikut
Hal ini tidak hanya membebani siswa yang seharian harus belajar, tetapi juga dapat membebani orang tua yang harus mengeluarkan biaya bimbingan belajar di luar.
Selain itu, menurutnya, para guru yang memberikan siswanya banyak materi dan soal latihan, akan membuat penurunan kualitas pembelajaran.
"Ini dampaknya apa, kualitas pembelajaran yang mendalam itu turun di dalam sekolah-sekolah kita," katanya.
Dengan dihapuskannya metode tes ini, diharapkan para guru bisa lebih fokus ke pembelajaran yang berorientasi pada penalaran mendalam, bukan memaksa para siswa untuk menghafal.