Kisah Merpati Pos Berpangkat Letnan Berjuang Memerdekakan Indonesia, Mati Syahid Ditembak Kompeni

- 18 Januari 2021, 16:20 WIB
Merpati Berpangkat Letnan
Merpati Berpangkat Letnan /dokumken museum brawijaya

SEPUTAR LAMPUNG-Kemerdekaan bangsa Indonesia tak hanya diraih oleh gigihnya para tentara Indonesia, tapitak luput dari peran penting seekor burung merpati.

Pada waktu perjuangan kemerdekaan, burung merpati dilatih sebagai pembawa pesan untuk para pejuang dimana pun mereka berada.

Kita menyebutnya sebagai Merpati Pos.

Baca Juga: Tidak Bisa Sembarang Orang, Ini 6 Kriteria yang Harus Dipenuhi Jika Ingin Donor Plasma Konvalesen 

Baca Juga: 5 Drama Korea Ini Bisa Bikin Kalian Ingin Jadi Pengusaha

Merpati yang tugasnya tak lain seperti tukang pos pada saat ini. Bedanya, 'tukang pos' ini terbang mengantarkan surat bukan untuk orang terkasih, namun pesan yang dapat menyelamatkan tentara Indonesia pada zaman kolonial tersebut.

Peran Merpati Pos sangat penting saat itu, dia bertugas untuk memastikan komunikasi antarprajurit tetap berjalan dengan baik meski terhalang oleh ketiadaan teknologi yang mumpuni.

"Burung merpati pos yang pernah digunakan sebagai kurir di daerah Komando Ronggolawe, Lamongan/Bojonegoro dengan front Surabaya pada tahun 1946," demikian keterangan yang dikutip dari Museum Brawijaya, Jawa Timur.

Baca Juga: Nakes di Lampung 'Menjerit', Sudah 5 Bulan Insentif Belum Dibayar, Termasuk Supir Ambulans

Dilansir dari galamedianews.com dalam artikel 'Cerita Merpati Pos yang Diburu Penembak Jitu Belanda dan Diberi Pangkat Letnan Pejuang', burung merpati ini mungkin menjadi satu pemandangan unik di Museum Brawijaya di Kota Malang, Jawa Timur.

Burung ini satu-satunya makhluk hidup yang diberi air keras (diawetkan) dan dipajang di museum Brawijaya.

Museum Brawijaya sendiri pembangunannya sudah dirintis sejak 1962 oleh Brigjend TNI (Purn) Soerachman mantan Pangdam VIII/Brawijaya tahun 1959-1962.

Pembangunan gedung museum ini didukung pemerintah daerah Kotamadya Malang dengan luas tanas 10.500 meter persegi. Museum ini dibangun pada 1967 dan selesai 1968.

Berbagai barang peninggalan era perang kemerdekaan ada di museum ini. Mulai dari tank, meriam, senjata penangkis serangan udara hingga patung Jenderal Sudirman.

Di antara ratusan koleksi, salah satunya burung merpati itu.

Baca Juga: Enak Sih, Tapi 4 Jenis Makanan Ini Musti Jarang Dikonsumsi Demi Usir Batu Ginjal

Keterangan lebih lengkap tentang merpati pos ini termuat dalam buku 'Album Perang Kemerdekaan 1945-1950' yang diterbitkan Badan Penerbit Almanak RI.

Burung merpati pos yang diberi pangkat 'letnan' ini menyampaikan pesan-pesan dari para pejuang di kawasan Lamongan dengan Surabaya.

Karena merpati pos ini, komunikasi antara para pejuang bisa lancar dilakukan.

Hingga akhirnya, kepak sayap merpati terendus tentara Belanda atas informasi penghianat bangsa.

Penembak jitu tentara Belanda membidik 'letnan' merpati yang tengah terbang dengan sebuah misi.

Baca Juga: Mesut Ozil Akhirnya 'Miliki' Tim Setelah Dipinang Fenerbache

Dor...!!!!! Peluru menembus tubuh merpati. Kepak sayapnya melemah darah ke luar. Tapi merpati tetap terbang hingga sampai di tujuan.

Di buku 'Album Perang Kemerdekaan' itu tertulis di depan komandan tentara republik merpati itu jatuh dan mati.

Merpati itu kemudian diberi penghargaan letnan anumerta hingga kemudian bangkai merpati itu diawetkan untuk mengenang jasanya.

Perwira pejuang kemerdekaan saat itu kemudian menyerahkan merpati itu ke museum.

Hingga kini...."Letnan" merpati bisa dilihat di Museum Brawijaya.***(Kiki Kurnia/Galamedia News)

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah