Kisah Guru Inspiratif, Tunadaksa yang Mengajar Anak-anak Difabel

2 Desember 2020, 17:20 WIB
Hikmat, seorang guru penyandang disabilitas. /Kemendikbud.go.id/

SEPUTAR LAMPUNG – Sungguh luar biasa perjuangan para guru di Indonesia. Termasuk kepada mereka yang dalam kondisi fisik yang terbatas namun masih bisa turut berjuang memberikan yang terbaik untuk anak-anak didiknya.

Inilah kisah Hikmat, seorang guru penyandang disabilitas, dia seorang tunadaksa. Namun dengan keterbatasan fisiknya Hikmat memiliki kisah yang luar biasa sebagai pendidik anak-anak difabel di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Batang, Jawa Tengah.

Dilansir Seputar Lampung dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Hikmat mengaku pertama kali tertarik menjadi guru ketika ia mengajarkan musik kepada anak-anak difabel.

Baca Juga: Effendi Gazali Siapkan 2 PhD Dibidang Lobster Untuk Diskusi Lobster dengan Susi Pudjiastuti dan Tim

Namun, dari aktivitasnya mengajar anak-anak difabel tersebut, dirinya memahami nilai ketulusan dan kepedulian.

Bahkan, kata dia, tak jarang anak-anak didiknya dengan sukarela menghapus papan tulis, merapikan alat belajar, hingga membantu mendorongkan skateboard yang digunakan Hikmat untuk mempermudah mobilitasnya.

Bagi Hikmat, keterbatasan yang ia miliki justru menjadi teladan bagi anak-anak didiknya untuk bersemangat mengejar mimpi meski di tengah keterbatasan.

Baca Juga: Hendak Menyeberang ke Jawa, Truk Angkut 6 Kilogram Ganja Kecelakaan di Tol Lampung

“Menjadi sebuah kebanggaan dan nilai plus, bisa menjadi role model dalam pembelajaran. Di saat itu saya bangkit memanfaatkan keadaan saya. Saya tidak boleh mengeluh karena jika saya mengeluh, mereka akan putus asa,” ujarnya.

Tak sampai di sini saja, Hikmat juga membagikan kisah tentang saat-saat pembelajaran dilakukan tatap muka di sekolah, kelas Hikmat didesain menyesuaikan dengan kondisi keterbatasannya.

Sehingga, para siswa memilih belajar secara lesehan, dan papan tulis serta alat pendukung belajar disiapkan berukuran rendah.

Baca Juga: Perlu Tahu, Ini 5 Kewajiban Anak Laki-laki Kepada Ibunya Setelah Menikah

“Allah memberikan saya ke sini untuk memberikan kesempatan menjadi role model bagi mereka. Oleh karena itu, saya manfaatkan kesempatan yang ada untuk jadi manfaat buat orang lain,” tutur Hikmat.

Untuk itu, Hikmat berharap, agar anak-anak difabel lebih diperhatikan pemerintah dengan sangat besar.  Salah satunya adalah dengan klasifikasi kurikulum yang harus lebih disempurnakan sesuai dengan kondisi anak didik, seperti tunadaksa, tunarungu, tunagrahita, dan lain-lain.

“Di lapangan anak-anak kita variatif. Satu anak, satu program. Selain itu, perlu juga bagi peserta didik normal diberikan pemahaman dalam kurikulum tentang bagaimana cara memperlakukan anak-anak disabilitas dengan baik,” terangnya seraya berharap pemerintah akan lebih sering meninjau ke lapangan secara langsung.

Baca Juga: Jangan Buang Kulit Pisang! Ternyata Baik untuk Kecantikan, Kesehatan, dan Bisa Menyuburkan Tanaman

Diketahui, Rabu 25 November 2020 lalu, Hikmat menjadi salah satu guru inspiratif yang berkesempatan untuk berdialog dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Iwan Syahril saat acara peringatan Hari Guru Nasional 2020 di TVRI.

Pada dialog tersebut, Mendikbud Nadiem Makarim memberikan tanggapan atas kisah Hikmat, Mendikbud Nadiem Makarim menyampaikan rasa bangganya.

“Guru-guru di Indonesia bisa belajar banyak dari para guru SLB karena mereka lebih menguasai prinsip pedagogi dengan baik,” ujar Mendikbud. ***

Editor: Dzikri Abdi Setia

Tags

Terkini

Terpopuler