Pada sesi berikutnya, Soenario Sastrowardoyo menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan.
Kemudian, pembicara lainnya yakni Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional.
Menurutnya, gerakan kepanduan harus dilakukan sejak dini guna mendidik anak-anak bangsa agar disiplin dan mandiri, dua hal yang sangat ibutuhkan dalam perjuangan memerdekakan Indonesia.
Rapat ketiga digelar pada Hari yang sama, yakni Minggu, 28 Oktober 1928. Namun berpindah ke Gedung Indonesische Clubhuis Kramat yang kini terkenal sebagai Gedung Sumpah Pemuda.
Rapat ketiga ini juga merupakan agenda penutupan Kongres Pemuda II.
Dalam rapat inilah diumumkan hasil kongres yang kini dikenal sebagai Teks Sumpah Pemuda.
Baca Juga: Jadwal TV Hari Ini Selasa 4 Oktober 2022: Indosiar, MNCTV, RCTI, ANTV, GTV, Trans TV,dan Trans 7
Sebelum kongres ditutup, seluruh peserta kongres mendengarkan lagu 'Indonesia' yang merupakan karya dari Wage Rudolf Supratman.
Sebagai catatan, saat itu teks Sumpah Pemuda disebut sebagai 'Sumpah Setia', yang berbunyi:
1. KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,