5. Korban lain ialah, Brigadir Polisi K.S. Tubun, dia merupakan salah satu polisi yang ditugaskan untuk menjaga rumah Wakil Perdana Menteri Indonesia Dr. J. Leimana yang bertetangga dengan rumah Jenderal A.H Nasution.
Saat itu pasukan PKI menyekap para pengawal di rumah Dr. J. Leimana, mendengar suara gaduh, K.S Tubun pun terbangun dan berusaha untuk menembak para gerombolan PKI tersebut.
Dia pun ditembaki balik oleh gerombolan PKI tersebut dan karena kalah jumlah, dia pun tewas tertembak timah panas.
6. Gerakan ini menyebar juga di Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta, Kolonel Katamso dan Letkol. Sugiono menjadi korban karena tidak mendukung gerakan ini.
7. Setelah berhasil menculik dan membunuh petinggi AD, PKI menguasai gedung Radio Republik Indonesia.
Mereka mengumumkan sebuah Dekrit yang diberi nama Dekrit no.1, yakni pernyataan bahwa gerakan G30S PKI adalah upaya penyelematan negara dari Dewan Jenderal yang ingin mengambil alih negara.
Pengumuman Dekrit no.1 menyebabkan masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di Jakarta bingung.
Mereka mempertanyakan kemana para petinggi Angkatan Darat tersebut?, tidak ada yang mengetahui keberadaannya. Pertanyaan lainnya ialah siapa yang mengaku dirinya Dewan Revolusi yang menyiarkan berita tentang dekrit no.1?
Akhirnya, Mayjen Soeharto sebagai Panglima Kostrad (Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat) mengambil kesimpulan bahwa para perwira tinggi TNI AD telah diculik dan kemungkinan sudah tiada.