Akhirnya keenam Jenderal tersebut bersama dengan Lettu Pierre Tendean tewas terbunuh dan jenazah mereka dimasukkan ke sumur kecil di Lubang Buaya.
Kejamnya, catatan sejarah mengatakan, saat itu demi memastikan bahwa mereka sudah meninggal, mayat-mayat yang telah masuk ke dalam sumur tersebut kemudian ditembaki lagi.
Jasad mereka kemudian ditutup dengan sampah pohon karet, selanjutnya ditutup tanah dan ditanami pohon pisang utuh di atasnya untuk menutup jejak kejam para PKI.
Mayat para Jenderal ini kemudian ditemukan pada 3 Oktober 1965 dan mayat mereka baru diangkat dari sumur Lubang Buaya pada 4 Oktober 1965.
Tak hanya para petinggi TNI AD yang menjadi sasaran 'keganasan' PKI. Ada beberapa orang lainnya juga turut menjadi korban G30S PKI, yakni:
1. Bripka Karel Satsuit Tubun (Pengawal kediaman resmi Wakil Perdana Menteri II dr.J. Leimena)
2. Kolonel Katamso Darmokusumo (Komandan Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta)
3. Letkol Sugiyono Mangunwiyoto (Kepala Staf Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta)
Baca Juga: Sinopsis Miracle in Cell No 7 versi Indonesia, Ini Bocoran Jadwal Tayang di Bioskop Indonesia
Kolonel Katamso dan Letkol. Sugiono menjadi korban karena tidak mendukung gerakan ini.
Tak berhenti di sana, berhasil menculik dan membunuh petinggi AD, PKI kemudian menguasai gedung Radio Republik Indonesia.
Mereka kemudian mengumumkan sebuah Dekrit yang diberi nama Dekrit Nomor 1, yakni pernyataan bahwa gerakan G30S adalah upaya penyelematan negara dari Dewan Jenderal yang ingin mengambil alih pemerintahan resmi Indonesia.