TERKINI: Hasil Autopsi Ulang Brigadir J, Mengapa Otaknya Bisa Pindah ke Perut? Ini Penjelasan Ahli Forensik

- 2 Agustus 2022, 10:40 WIB
Ilustrasi penembakan. Banyak kejanggalan hasil autopsi korban polisi tembak polisi.
Ilustrasi penembakan. Banyak kejanggalan hasil autopsi korban polisi tembak polisi. /Pexels/Karolina Grabowska/

Baca Juga: Kumpulan Ide Lomba 17 Agustus Terbaru untuk Semua Umur, Rayakan HUT RI ke-77 Tahun 2022 dengan Unik dan Seru

Dr Maurin menjelaskan, saat dilakukan otopsi, bagian-bagian otak yang terdiri dari otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan batang otak (medula oblongata), maka organ ini akan dikeluarkan dari kepala dan dilakukan pemeriksaan di luar tubuh.

Selanjutnya masing-masing otak tersebut akan ditimbang dan diiris untuk diperiksa struktur anatominya.

“Otak besar diiris melintang dengan ketebalan 2 cm, otak kecil satu irisan, dan batang otak diiris sama dengan otak besar,” jelasnya.

Ketika dilakukan irisan, maka akan sangat sulit menyatukan otak dan akan merembes saat diletakkan kembali di dalam kepala.

Sehingga sesuai aturan forensik, otak akan diletakkan di bagian yang berongga seperti dada dan perut.

“Tentunya akan sangat tidak etis kalau jenazah yang datang dalam keadaan baik kita kembalikan dalam keadaan seperti itu. Jadi organ otak tersebut kita kembalikan ke dalam ruang berongga seperti dada dan perut,” terangnya.

Sementara itu, dilansir dari akun Twitter milik salah satu tim dokter forensik yang memeriksa jenazah Brigadir J dr. Idhoen @idhoen juga telah mengungkap penyebab otak yang berada di dalam perut.

Baca Juga: Lowongan Kerja PT KAI Agustus 2022 untuk Lulusan SMA, D3, D4, dan S1, Ini Kriteria dan Syaratnya

Secara etika memang sebaiknya organ-organ dikembalikan sesuai dengan tempatnya semula. Akan tetapi, karena keterbatasan waktu, maka organ tersebut bisa dimasukkan ke rongga perut karena lebih cepat.

Halaman:

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: Twitter TikTok


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah