Abdurachman menjadi orang terakhir yang bersama Soe Hok Gie dan sempat sama-sama berusaha menyelamatkan diri dengan berlari meninggalkan puncak Gunung Semeru.
"Soe Hok Gie bilang, 'Cepat turun, Man!' Beberapa saat setelahnya, saya ambruk (pingsan) dan tidak ingat apa-apa lagi," katanya.
Berdasarkan pengalaman itu, Abdurachman meyakini bahwa Soe Hok Gie meninggal dunia memang akibat gas beracun yang dimuntahkan Gunung Semeru, bukan akibat dibunuh.
Gunung Semeru sendiri diketahui kembali 'memuntahkan' lahar panasnya pada Sabtu, 4 Desember 2021.
Dimana belasan berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) belasan orang dinyatakan meninggal dunia dan pulukan orang lainnya luka-luka.***(Rio Rizky Pangestu/Pikiran Rakyat)