HUT TNI 56 Tahun yang Lalu: 7 Perwira TNI AD dan 1 Polisi Dimakamkan pada 5 Oktober 1965

- 4 Oktober 2021, 19:45 WIB
Monumen Pancasila Sakti.* /cagarbudaya.kemendikbud.go.id
Monumen Pancasila Sakti.* /cagarbudaya.kemendikbud.go.id /

Namun, nahas, putrinya Ade Irma Nasution tewas tertembak dan ajudannya, Lettu Pierre Andreas Tendean dibawa serta ke Lubang Buaya bersama dengan tiga Jenderal yang masih hidup. 

Baca Juga: Tak Seberuntung Namanya, Ini Potret Akhir Hayat Letkol Untung, Komandan G30S PKI si Penerima Bintang Sakti

Di sana, S. Parman, Soeprapto, dan Sutoyo dipaksa untuk menandatangani menandatangani Dokumen Dewan Jenderal, yang isunya ingin mengkudeta Soekarno.

Tak gentar, para Jenderal dan perwira kebanggaan negeri menolak untuk menandatangani dokumen palsu itu. Membuat mereka harus merenggang nyawa dengan cara yang menyakitkan.

Pierre dan ketiga Jenderal tersebut harus mengalami penyiksaan secara fisik, mulai dari disayat silet, dicongkel matanya, diikat di pohon, dan kemudian ditembak hingga mati.

Jasad mereka kemudian di masukkan ke dalam sebuah sumur tua yang sempit di daerah Lubang Buaya pada 1 Oktober 1965 dan kemudian jasad mereka kembali ditembaki untuk memastikan bahwa ke-7 perwira kebanggaan bangsa ini memang sudah meninggal.

Sumur tua sempit itu berlokasi di Lubang Buaya, Jakarta Timur. Jasad para perwira TNI AD ini pun baru ditemukan pada 3 Oktober 1965. 

Baca Juga: Penyebab Terjadinya G30S PKI, Jumlah Korban, Hingga Kronologi Penumpasannya, Diperingati Tiap 30 September

Diangkat pada 4 Oktober, dan dimakamkan secara layak di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada 5 Oktober 1965.

Kini ke-7 perwira yang gugur tersebut dikenal sebagai Pahlawan Revolusi.

Halaman:

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah