Letnan Jenderal (Purn.) Sarwo Edhie Wibowo sedang apel pagi di Markas RKPAD Cijantung, Jakarta Timur saat utusan Soeharto, Kolonel Herman Sarens Sudiro tiba.
Herman kemudian menyampaikan situasi Jakarta kepada Sarwo Edhie dan meminta sang Komandan untuk membantu menumpas pasukan G30S PKI.
Baca Juga: Kisah Cinta Tragis Lettu Pierre Tendean dan Rukmini, 2 Bulan Lagi Menikah, Gagal Gara-gara G30S PKI
Setelah mendengarkan penuturan Sudiro, Sarwo Edhie mengatakan bahwa dia akan berpihak pada Soeharto dan membantunya untuk 'melumpuhkan' pasukan G30S PKI.
Sepulang Sudiro dari Markas RKPAD, Brigjen Sabur, Komandan Cakrabirawa, datang mengunjunginya.
Sabur yang saat itu merupakan simpatisan G30S PKI, meminta Panglima RKPAD ini untuk bergabung dengan Gerakan 30 September.
Tak tertarik, Sarwo Edhie yang sudah bertekad akan membantu Soeharto mengatakan kepada Sabur bahwa dia akan bergabung dengan pasukan Kostrad.
Sarwo Edhie kemudian tiba di markas Kostrad pada pukul 11.00 WIB dan dia kemudian diperintahkan oleh Soeharto untuk merebut kembali gedung RRI dan Pusat Telekomunikasi pada pukul pada pukul 18.00 WIB.
Tugas tersebut selesai dalam waktu singkat dan tanpa pertumpahan darah. Sarwo Edhie dan pasukannya berhasil menguasai gedung RRI dan Pusat Telekomunikasi pada pukul 06.30 WIB.