SEPUTAR LAMPUNG - Duka akan kepergian ke-53 awal kapal selam KRI Nanggala 402 tidak hanya dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Pihak keluarga dari para mendiang para prajurit Hiu Kencana juga patah hati dengan kepergian orang-orang yang mereka kasihi.
Seperti diketahui, KRI Nanggala 402 akhirnya ditemukan di kedalaman laut 838 meter setelah lebih dari 96 jam hilang.
Nahasnya, kapal selam yang telah beroperasi sejak tahun 1981 itu ditemukan dalam kondisi sudah terbelah menjadi tiga bagian.
Dimana, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga mengumumkan bahwa ke-53 awak kapal selam tersebut dinyatakan gugur.
Winny Widayanti, istri Kolonel Harry Setiawan mengaku hatinya hancur saat saat sang suami gugur di KRI Nanggala 402. Dia bahkan masih berusaha menghubungi suaminya.
Winny Widayanti memotret setiap teman-teman suaminya yang datang ke rumah mereka dan mengirimkan foto tersebut kepada sang suami meski tak akan dibalas.
“Hatiku hancur. Itu benar-benar hancur. Bagian tersulit adalah menjelaskannya kepada anak bungsu saya. Saya tidak bisa menahan air mata saya,” kata Winny Widayanti, dikutip dari laman Al Jazeera, Selasa 27 April 2021.
Di sisi lain, Aura Aulia, salah satu anak yang ayahnya korban KRI Nanggala 402 menceritakan bahwa ayahnya, Letnan Dua Munawir adalah seorang pelaut yang serius dan lugas, serta disiplin.
Baca Juga: Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Dimulai Tahun Ini? Catat Jadwal dan Besaran Anggarannya
“Jika seseorang memintanya untuk melakukan sesuatu, dia akan segera mulai mengerjakannya tanpa sepatah kata pun,” kata Aura Aulia.
Aura juga mengatakan bahwa ayahnya suka mengutak-atik mesin mobil atau motor hingga memperbaiki barang-barang di rumahnya.
“Bahkan ketika sedang tidak bekerja, dia selalu ingin melakukan sesuatu yang produktif seperti mengutak-atik mesin mobil atau motornya atau memperbaiki barang-barang di sekitar rumah,” jelasnya.
“Dia juga suka bepergian dan memiliki rasa petualangan yang hebat. Dia selalu membawa kami pada liburan di seluruh Indonesia ke tempat-tempat seperti Malang, Blitar dan Madura, atau kami akan pergi makan bersama sekeluarga," tuturnya.
Sementara itu, Gresilia yang merupakan istri dari Sersan Satu Rusdiyansyah Rahman menuturkan bahwa suaminya merupakan penanggung jawab elektro-komunikasi KRI Nanggala 402 yang juga dinyatakan gugur dalam kejadian tersebut.
Gresilia mengatakan bahwa ia memiliki bayi berusia 18 hari yang sedang menunggu kedatangan ayahnya untuk pertama kali, sehingga bisa menghabiskan waktu bersama putra mereka, Muhammad Elyzan Firendra Rahman.
“Dia telah berjanji untuk ikut dengan saya untuk mendapatkan vaksinasi pertama putra kami ketika dia kembali dari berlayar. Tapi sekarang dia pergi selamanya. Saya akan memberi tahu putra saya bahwa ayahnya adalah orang yang hebat. " ujar Gresilia.
“Meskipun ini adalah ujian terberat dalam hidup saya, saya berusaha menerimanya dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Semoga suamiku beristirahat dengan tenang karena dia meninggal saat menjalankan tugas dan tim pencari melakukan yang terbaik, ” lanjutnya.
Dilansir dari Ringtimes Banyuwangi dalam artikel "Duka Keluarga Awak KRI Nanggala 402: Hatiku Hancur, Benar-benar Hancur", lebih dari selusin kapal dan pesawat dikerahkan dalam pencarian kapal selam KRI Nanggala 402.
Kapal selam tersebut akhirnya ditemukan menggunakan kapal penyelamat bawah air yang dikirim dari Singapura.
Kapal penyelamat tersebut bisa mendapatkan konfirmasi visual dari pecahan KRI Nanggala 402.***(Lusi Nafisa/Ringtimes Banyuwangi)