Khutbah Jumat Singkat 3 Februari 2023 dengan Tema Bulan Rajab: Iman dan Taqwa Kunci Sukses Seorang Muslim

31 Januari 2023, 19:00 WIB
Khutbah Jumat 3 Februari 2023 dengan Tema Bulan Rajab: Iman dan Taqwa Kunci Sukses Seorang Muslimah./ Alena Darmel/ Pexels /

SEPUTARLAMPUNG.COM  – Berikut ini adalah khutbah Jumat Singkat 3 Februari 2023, dengan tema bulan rajab Iman dan Taqwa Kunci Sukses Seorang Muslim.

Semua memiliki hak untuk hidup yang layak, nyaman dan sukses, akan tetapi semua orang harus menjadi orang yang mulia di hadapan Allah SWT dengan Taqwa dan Iman yang ia miliki.

Tanpa Taqwa dan Iman, kita bagaikan sampah yang tidak berarti, sebab hidup selalu tertekan, gelisah dan dihadapkan pada masalah yang tak kunjung usai.

Baca Juga: Hebat, Hanya 4 SMA Terbaik di Pasuruan yang Masuk Daftar Sekolah Unggulan Versi LTMPT 2022, Mana Saja?

Sama halnya dengan seorang pedagang yang ingin meraih kesuksesan dengan cara yang tidak benar, maka ia tidak akan mendapatkan kemuliaan dihadapan Allah SWT, jangan kan kemuliaan rezeki yang ia peroleh tidak akan menjadi berkah bahkan sebaliknya akan selalu dihadapkan pada kesulitan.

Bertepatan dengan bulan Rajab, mari tebarkan kebaikan dari hal yang paling kecil agar kita senantiasa dilanda keberkahan yang tidak  terduga.

Mulailah untuk memperbaiki diri, dengan cara meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.
Lalu seperti apa cara meningkatkan iman dan taqwa di bulan Rajab?

Tentunya sangat mudah, pertama hal yang harus kita lakukan adalah intropeksi diri, berapa banyak kesalahan dan dosa yang kita perbuat, sehingga rezeki yang kita peroleh sangat sulit didapatkan, seperti menurunnya omzet selama berdagang dan lain-lain.

Berikut cara yang paling efektif dalam membuka pintu rezeki akan disampaikan lebih lanjut dalam naskah khutbah berikut yang disampaikan oleh Alumni PUTM Yogyakarta & Sekretaris Majelis Tarjih & Tajdid  PDM Kab. Pati, sebagaimana dikutip dari laman suaramuhammadiyah.id.

Baca Juga: Keren! Masuk Daftar Universitas Terbaik se-Indonesia, Ini 2 Kampus di Brebes Versi EduRank 2022

Khutbah Pertama

إِنَّ اْلحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ، وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيِّئاَتِ أَعْمَالِناَ. مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضَلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَا دِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. الَّلهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلىَ نَبِيِّناَ مُحَمَّد وَ عَلىَ اٰلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ فَياَعِبَادَ اللهِ. أُصِيْكُمْ وَإَيّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ

Ma’asyiral Muslimin, sidang jum’at Rahimakumullah

Berdagang adalah salah satu bentuk bisnis yang efektif dalam membuka pintu rezeki. Para sahabat Nabi SAW dan Nabi SAW pun juga berprofesi sebagai pedagang.

Jika suatu usaha sudah dikaitkan dengan istilah bisnis, maka usaha tersebut tidak akan terlepas dari hitung-hitungan duniawiyah, tergantung kecenderungan pelaku usaha tersebut, lebih berat hitungan duniawiyahnya, ataukah akhiratnya ataukah seimbang antara dunia dan akhirat. Allah SWT memberikan visualisasi kepada kita tentang dagang yang selalu untung melalui firmanNya :

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَّن تَبُورَ

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (QS. Fathir : 29)

Baca Juga: Profil 4 SMA Terbaik di Provinsi Aceh Masuk TOP 1000 Sekolah Versi LTMPT 2022, Cek Posisi Pertamanya

Qur’an Surat Fathir ayat 29 ini menunjukkan tentang spirit dagang yang memang seharusnya beruntung dengan beberapa hal sebagai pencapaianya. Dagang yang beruntung ini mungkin bisa disebut sebagai dagang yang dibalut dengan prinsip dakwah yang merupakan suatu aktivitas utama dalam agama kita. Jika kita bisa melakukannya sebagaimana ayat di atas, tentu predikat pedagang mulia akan kita dapatkan, mulia di akhirat juga mulia di dunia.

Mengenai pedagang mulia ini, Nabi SAW memberikan beberapa ciri atau karakter yang dimiliki berdasarkan surat Fathir ayat 29 :

Pertama, Pedagang Yang Tidak Lalai, Dagang adalah profesi mulia, karena Rasulullah SAW juga memilih profesi ini dalam hal mencari nafkah atau rezeki. Oleh sebab itu, para pedagang hendaknya tetap mempertahankan karakteristik kemuliaan profesi ini dengan tidak melalaikan kewajibannya sebagai seorang muslim, tidak lupa dengan shalatnya, serta tidak terlalu asyik dengan ramainya pengunjung di gerainya. Allah SWT berfirman :

رِجَالٌ لَّا تُلْهِيهِمْ تِجَٰرَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَن ذِكْرِ ٱللَّهِ وَإِقَامِ ٱلصَّلَوٰةِ وَإِيتَآءِ ٱلزَّكَوٰةِ ۙ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ ٱلْقُلُوبُ وَٱلْأَبْصَٰرُ

“Orang laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual-beli dari mengingat Allah, melaksanakan shalat dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat).” (QS an-Nur [24] : 37].

Ma’asyiral Muslimin, sidang jum’at Rahimakumullah

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat dan Terbaru Bulan Rajab Hari Ini 3 Februari 2023, Tema: Jangan Percaya Ramalan dan Dukun

Kedua, Pedagang yang Komitmen, salah satu cobaan bagi pedagang adalah mengeluarkan infaq atau zakat, mengapa disebut sebagai cobaan, karena tidak semua orang mau secara sukarela mengeluarkan infaq, ada yang mengatakan usaha saya belum untung, masih kecil dan belum berkembang, padahal mengeluarkan infaq atau zakat adalah bagian dari karakteristik pedagang mulia. Hal ini tervisualisasi dalam sabda Rasulullah SAW :

لاَ يَتَصَدَّقُ أَحَدٌ بِتَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ إِلاَّ أَخَذَهَا اللَّهُ بِيَمِينِهِ فَيُرَبِّيهَا كَمَا يُرَبِّى أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ أَوْ قَلُوصَهُ حَتَّى تَكُونَ مِثْلَ الْجَبَلِ أَوْ أَعْظَمَ

“Tidaklah seseorang bersedekah dengan sebutir kurma dari hasil kerjanya yang halal melainkan Allah akan mengambil sedekah tersebut dengan tangan kanan-Nya lalu Dia membesarkannya sebagaimana ia membesarkan anak kuda atau anak unta betinanya hingga sampai semisal gunung atau lebih besar dari itu” (HR. Muslim no. 1014).

Ketiga, Pedagang yang Tidak Dzalim, Kemuliaan pedagang, selain tetap istiqamah menjadi hamba yang dekat dengan Allah SWT seperti penjelasan pada di atas. Kemuliaan Pedagang juga tevisualisasi dalam aktivitas perniagaan mereka.

Yaitu perniagaan yang sesuai dengan prosedur dagangnya Nabi Muhammad SAW, selalu memperhatikan kuantitas atau takaran barang dagangan, tidak menguntungkan diri sendiri, tetapi merugikan orang lain, atau yang disebut dzalim, sebagaimana Allah SWT berfirman :

أَوْفُوا۟ ٱلْكَيْلَ وَلَا تَكُونُوا۟ مِنَ ٱلْمُخْسِرِينَ () وَزِنُوا۟ بِٱلْقِسْطَاسِ ٱلْمُسْتَقِيمِ () وَلَا تَبْخَسُوا۟ ٱلنَّاسَ أَشْيَآءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا۟ فِى ٱلْأَرْضِ مُفْسِدِينَ

Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan, dan timbanglah dengan timbangan yang lurus, dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan (QS. Asy-Syuara : 181-183)

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat 3 Februari 2023 dengan Tema: Manfaat Perbanyak Berdzikir bagi Kesehatan Rohani

Tiga hal tersebut adalah tipologi atau karakteristik pedagang mulia berdasarkan spirit surat Fathir ayat 29 yang bisa kita teladani. Jika disimpulkan, menjadi mulia di dunia dengan tidak berbuat dzalim serta mulai di akhirat tanpa melalaikan hubungan transenden dengan Allah SWT adalah karakter yang dimiliki oleh pedagang mulia.

Wallahu A’lam bisshawab.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فىِ اْلقُرأنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الاٰيَاتِ وَالذِّكْرَ اْلحَكِيْمِ، وَ تَقَبَّلَ مِنيِّ وَ مِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الَسمِيْعُ اْلعَلِيْمُ

Do’a Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ، وَاْلعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلاَ عُدْوَانَ إِلَّا عَلىَ الظَّالِمِيْنَ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ نَبِيِّناَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ الِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، الملِكُ اْلحَقُّ اْلُمبِيْنُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اْلَمبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالمِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ

فَيَاأَيُّهاَالْإِخْوَانُ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Akhirnya marilah kita berdo’a dengan khusyu’ kepada Allah SWT, dan berharap agar do’a kita dikabulkan.

اَلَّلهُمَ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ اْلمُسْلِمَاتِ وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ، اَلأَحْيَاِء مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ  مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ، فَيَاقَاضِيَ اْلحَاجَاتِ.اَلَّلهُمَ إِنَّانَسْأَلُكَ اْلهُدَى وَالتُّقَى وَاْلعَفَافَ وَاْلغِنىَ.

رَبَّناَ هَبْ لَناَ مِنْ أَزْوَاجِناَ وَذُرَّيَّاتِناَ قُرَّةً أَعْيُنٍ وَاجْعَلْناَ لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَاماً. رَبَّناَ لاَ تُزِغْ قُلُوْبَناَ بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَناَ وَهَبْ لَناَ مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ اْلوَهَّابُ.

رَبَّناَاٰتِناَ فِي الدُّنْياَ حَسَنَةً وَفِى اْلأٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِناَ عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعَزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلىَ اْلمُرْسَلِيْنَ، وَاْلحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ

Editor: Ririn Handayani

Sumber: suaramuhammadiyah.id

Tags

Terkini

Terpopuler