Diperingati Tiap 2 Oktober, Ini Arti Kata Batik, Sejarah dan Awal Mula Batik Indonesia Dikenal di Mancanegara

25 September 2022, 15:00 WIB
Ilustrasi pembatik. /MahmurMarganti/Pixabay

SEPUTARLAMPUNG.COM - Sebentar lagi kita akan memperingati Hari Batik Nasional, yakni pada 2 Oktober 2022 nanti.

Pada hari batik itu, banyak instansi dan masyarakat yang akan menggunakan batik dalam berbagai macam motif.

Batik yang semula indentik dengan pakaian orang tua, kini menjadi favorit banyak usia.  Dengan berbagai inovasi dan semakin tingginya kesadaran generasi muda akan arti batik, kini batik hadir dalam tampilan yang lebih trendi dan fasionable.

Tak hanya semakin dikenal dan dicintai di dalam negeri, batik kini juga semakin digemari di kancah internasional. Batik semakin mendunia. Batik pun kemudian memilik 'hari jadi'-nya sendiri yang diperingati setiap 2 Oktober.

Baca Juga: Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional di Bulan Oktober 2022, 1 Oktober Memperingati Hari Apa?

Dikutip dari Pikiran Rakyat, perayaan Hari Batik Nasional ini terjadi setelah batik masuk dalam Daftar Perwakilan Warisan Budaya Tak-benda United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) pada 2009 lalu.

Batik diakui oleh UNESDO saat sidang ke-4 Komite Antar-Pemerintah tetang Warisan Budaya Tak-Benda yang terjadi di Abu Dhabi, pada 2 Oktober 2009.

Pengakuan dari UNESCO ini menjadi alasan Indonesia menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.

Tak hanya memiliki hari istimewa yang diperingati setiap 2 Oktober, batik Indonesia ternyata memiliki sejarah yang unik dan perjalanan yang cukup panjang hingga dikenal seperti sekarang.

Berikut rangkuman yang berhasil dihimpun oleh Seputar Lampung tentang sejumlah fakta dan sejarah menarik dari batik Indonesia. 

Baca Juga: SEGERA DAFTAR! Lowongan Sebagai Pendamping Lokal Desa (PLD) untuk Lulusan SMA, Ini Jadwal dan Link Daftarnya

Asal mula dan arti Kata Batik

Batik merupakan kain yang dilukis menggunakan cairan lilin malam menggunakan alat bernama canting.

Nama Batik berasal dari kata 'amba' yang berarti kain yang lebar dan 'tik' berasal dari titik.

Artinya, batik merupakan titi-titik yang digambar pada kain yang lebar sedemikian rupa sehingga menghasilkan pola-pola yang indah.

Siapa yang pertama kali menggunakan batik?

Ternyata, di masa lalu, batik merupakan pakaian kerajaan. Berdasarkan laman resmi Pemerintah Jawa Barat, di awal kemunculannya kain batik hanya digunakan untuk pakaian raja dan keluarga, serta para pekerja di dalam kerajaan.

Pada masa itu para pekerja di kerajaan yang tinggal di luar keraton, sering membawa pekerjaan membatik mereka. Oleh karena itu, tak lama kemudian banyak masyarakat yang meniru membuat batik.

Berdasarkan sejarahnya, pembatikan di Indonesia sudah dimulai sejak masa Kerajaan Majapahit. Yang kemudian berlanjut di masa Kerajaan Mataram, Kerajaan Solo dan Yogyakarta.

Bukti sejarah bahwa Majapahit adalah kerajaan pertama yang mengembangkan batik di antaranya terlihat dari sisa-sisa peninggalan batik di wilayah Mojokerto dan Bonorowo (Sekarang Tulungagung).

Sejarah awal batik ini kemudian bisa menjadi jawaban mengapa motif batik umumnya terdiri dari simbol-simbol yang bernuansa tradisional Jawa, Islami, Hinduisme dan Budhisme.

Baca Juga: WASPADA, Kenali Tanda Anda Mulai Kecanduan Media Sosial! Ini Tips Singkat dan Manfaat Jeda Dulu dari Medsos

Bagaimana asal mula batik Indonesia dikenal di mancanegara?

Presiden Soeharto adalah orang yang memperkenalkan batik di luar negeri. Dimulai dengan kebiasaan beliau memberikan batik sebagai cindera mata bagi para tamu-tamu negara yang datang ke Indonesia pada tahun 1980-an.

Tak hanya itu, Presiden Seoharto sempat mengenakan batik saat menghadiri konferensi PBB dan itu membuat kain motif khas Indonesia semakin dikenal dunia.

Saat ini penggunaan batik semakin meluas, tak hanya identik sebagai pakaian bangsawan atau masyarakat kelas atas. Salah satunya sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi.

Pembuatan batik kini tidak terbatas lagi hanya dengan menggunakan canting atau biasa disebut batik tulis. 

Batik cap yang dibuat menggunakan cap atau alat semacam stempel semakin marak untuk mempercepat waktu pembuatan batik juga untuk menekan harga sehingga semakin terjangkau oleh masyarakat yang ingin menggunakan batik.

Meski demikian, teknik dan jenis pembuatan batik yang satu ini dinilai kurang memiliki nilai seni dibandingkan dengan cara-cara tradisional.***

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Pikiran Rakyat Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler