SEPUTAR LAMPUNG - Konflik teritorial yang kembali memicu perang antara Israel dan Palestina yang baru-baru ini terjadi memang membuat banyak masyarakat dunia geram
Banyak negara yang mengecam keras tindakan Israel yang dianggap tak punya hati terus membombardir warga Palestina.
Diantara banyaknya negara yang mengutuk Israel, Indonesia merupakan salah satu diantaranya.
Indonesia dengan tegas mengecam keras tindakan kekerasan Israel terutama sikap kejam mereka terhadap anak-anak dan kaum perempuan di sana.
Dukungan Indonesia terhadap Palestina sudah dimulai sejak kepemimpinan Soekarno atau Bung Karno sebagai Presiden pertama Indonesia.
Selain itu, Bung Karno dengan tegas menolak berhubungan dengan Israel. Bung Karno tidak pernah mengakui berdirinya Israel sejak 14 Mei 1948 karena mereka merampas tanah Palestina.
Lantas, apa saja bentuk dukungan Bung Karno terhadap Palestina?
Dilansir dari Ringtimes Banyuwangi dalam artikel "Jejak Dukungan Bung Karno untuk Palestina, Indonesia Rela Gagal ke Piala Dunia", berikut jejak dukungan Bung Karno untuk kepada Palestina;
Tidak memperdulikan ucapan selamat kemerdekaan dari Israel
Banyak negara di dunia yang mengakui kemerdekaan Indonesia, salah satunya Israel.
Baca Juga: Pecinta Tanaman Harus Tahu, Jangan Jadikan 5 Tanaman Ini Sebagai Hiasan Rumah, Bisa Terkena Sial!
Menteri Israel saat itu mengirim telegram yang berisikan pengakuan Israel terhadap Indonesia.
Namun, Moh. Hatta hanya membalas pesan tersebut dengan ucapan terima kasih tanpa menawarkan hubungan diplomatik.
Sementara itu, Bung Karno tidak menanggapi pesan dari Perdana Menteri Israel saat itu.
Moh. Hatta hanya membalas dengan ucapan terima kasih tanpa menawarkan hubungan diplomatik.
Soekarno tidak mengundang Israel dalam KAA
KAA atau Konferensi Asia-Afrika diprakarsai oleh Bung Karno. Penyelanggaraan pertamanya dilaksanakan di Indonesia dengan mengundang berbagai negara di Asia dan Afrika.
Beberapa negara, seperti Myanmar, India, dan Srilanka berpendapat agar Israel juga diikutsertakan.
Namun, Indonesia menolak saran tersebut. Kehadiran Israel ditakutkan akan menyakiti bangsa-bangsa Arab yang masih berjuang memerdekakan diri.
Palestina lebih penting daripada Indonesia lolos piala dunia
Salah satu jejak dukungan Bung Karno kepada Palestina adalah tidak mengikuti piala dunia.
Pada tahun 1957, Tim Nasional Indonesia sebenarnya lolos pertandingan tingkat Asia dan hanya perlu bertanding melawan Israel untuk bisa lolos piala dunia pada tahun 1958 di Swedia.
Menurut Bung Karno bertanding dengan Israel sama saja dengan mengakui negara tersebut.
Tidak memberikan visa untuk atlet kontingen Israel dan Taiwan
Ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games yang ke-4 pada tahun 1962, Indonesia tidak memberikan visa kepada perwakilan Israel dan Taiwan.
Hal ini karena Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan kedua negara tersebut.
Namun, alasan sesungguhnya adalah berkaitan dengan politik anti-imprealisme.
Pada masa itu, negara-negara Arab berjuang melawan Israel dan Tiongkok dikucilkan dunia karena bangsa Barat hanya mengakui Taiwan sebagai pemerintahan yang sah.
Bagi Soekarno hal tersebut merupakan bentuk penindasan negara-negara lama.
Pidato anti-imperialisme dan anti Israel
Dalam pidato ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-21, Soekarno mengungkapkan bagimana Indonesia harus bangga sebagai bangsa yang konsekuen, berjiwa merdeka, anti-imperialisme, dan tidak mengakui Israel sebagai sebuah negara.
Pada tahun 1962, Soekarno dengan tegas mengungkapkan bahwa selama kemerdekaan Palestina belum diserahkan kepada warga Palestina, maka selama itu pula Indonesia menentang penjajahan Israel.***(Lilia Sari/Ringtimes Banyuwangi)